"Bancaan (selamatan, sedekah) Sesaji Kali"
ARTIKEL
Disusun
Guna Memenuhi Tugas
Mata Kuliah
: Sejarah Kebudayaan Islam
Dosen
Pengampu : Bpk. Manijo
Disusun Oleh :
Muchamad Abdurrochman Luthfi
(1410210029)
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI KUDUS
JURUSAN TARBIYAH / PENDIDIKAN BAHASA ARAB
TAHUN 2015
"Bancaan (selamatan, sedekah) Sesaji Kali"
Saya
mengambil dari desa saya sendiri yang bernama desa Jati Wetan, tepatnya di
dukuh atau Kampoeng Kaligawe, di Kampoeng saya tersebut terdapat banyak sekali
tradisi-tradisi Jawa adat dulu tetapi yang masih ada sampai sekarang adalah
salah satunya tradisi bancaan (selamatan, sedekah) sesaji kali yang di tujukan
kepada sesepuh atau cikal bakal (pendiri) Kampoeng Kaligawe yang berupa bancaan
atau sesaji kali, maksudnya bancaan dengan menggunakan ikan kali (sungai) yang
di berikan ketika ada salah satu seorang dari kampoeng Kaligawe mengadakan
acara-acara selamatan seperti acara pernikahan, sunatan, membangun rumah dan
acara-acara yang lainya, ketika ada yang mengadakan acara sunatan maupun
pernikahan orang yang melakukannya akan mengadakan acara bancaan (selamatan,
sedekah) kali terlebih dahulu kepada cikal bakal (pendiri) kampoeng yang
dipimpin oleh ketua kampoeng atau para kyai sebelum melaksanakan acara-acara
seperti nikahan ataupun sunatan yang berupa bancaan (selamatan, sedekah) sesaji
ikan kali (sungai) seperti ikan gabus, lele, sepat dan lain-lain, yang acara
tersebut dilaksanakan di makam Mbah Kali pendiri (cikal bakal) Kampoeng
Kaligawe acara ini berniatan berterima kasih kepada Tuhan dengan melalui Bancaan
(selamatan, sedekah) Sesaji Kali dan memohon restu (penghormatan) melalui
pendiri kampoeng agar dipermudah oleh Tuhan dalam melaksanakan acara-acara
nikahan ataupun sunatan dan acara yang lainya. Setelah bancaan atau sesaji kali
tersebut didoakan oleh tetua kampoeng ataupun para kyai kampoeng yang bertempat
di makam Mbah Kali, selanjutnya bancaan atau sesaji kali tersebut di bagikan
kepada tetangga-tetangga orang yang melaksanakan acara tersebut.
Dari
observasi saya tentang Kampoeng saya sendiri, saya telah mewawancarai
ibu Siti Asiyah salah satu warga
Kampoeng Kaligawe tentang asal-usulnya Bancaan (selamatan, sedekah) Sesaji Kali
tersebut.
Nama : Ibu Siti Asiyah
Alamat : Jati Wetan (Kaligawe)
Ibu Siti
Asiyah berkata, doeloenya atau asal-usulnya Kampoeng Kaligawe adalah kali
(sungai), yang berada ditengah kampoeng yang sekarang telah menjadi jalan
(Sungai
atau Kali yang sekarang menjadi jalan kampoeng)
Dahulu di desa Jati Wetan ada seseorang sesepoeh dari Demak yang bernama Mbah Kali anak dari Mbah Soko, beliau adalah orang saleh yang tidak memperlihatkan ilmunya (Tawadlu’) dan beliau termasuk salah satu murid dari sunan Kalijogo, rumah beliau berada di pinggir kali (sungai), yang dulunya sungai tersebut dijadikan warga sebagai aktivitas berhari-hari. Ketika itu, kali (sungai) tersebut menjadi kering dan setelah kering kali tersebutpun dijadikan jalan desa, dari kata jadi yang berarti “Gawe” dalam bahasa jawa dan yang dijadikan adalah “Kali (sungai)” yang sudah kering;, maka Mbah Kali pun mengambil kata tersebut sebagai nama kampoeng yang berarti “Kali-Gawe”. Dan lambat laun Mbah Kali pun meninggal dunia dan beliau di makamkan di pinggir kali (sungai) yang sekarang menjadi jalan yang makamnya berada di samping ayah dan istrinya.
(Makam
Mbah Kali)
Maka setelah itu terjadilah acara
Bancaan (selamatan, sedekah) Sesaji Kali, oleh para warga Kampoeng mengadakan
acara tersebut sebagai tanda rasa terima kasih kepada Tuhan atas terbentuknya
Kampoeng Kaligawe dan kenapa harus dengan ikan kali, karena menggunakan ikan
kali sebagai penghormatan terhadap Mbah Kali pendiri Kampoeng Kaligawe. Nama
asli dari Mbah Kali pendiri kampoeng Kaligawe tidak banyak dari warga kampoeng
Kaligawe yang mengetahuinya, kebanyakan para warga Kampoeng Kaligawe hanya
mengetahui nama pendiri Kampoeng adalah Mbah Kali.
0 comments:
Post a Comment