Disusun
Guna Memenuhi Tugas UAS
Mata
Kuliah : Ilmu Pendidikan
Dosen
Pengampu : Bpk. Zaenal Hafidzin
Disusun
Oleh :
Muchamad
Abdurrochman Luthfi
(1410210029)
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI
KUDUS
JURUSAN TARBIYAH / PENDIDIKAN BAHASA ARAB
TAHUN 2015
PENDAHULUAN
Evaluasi
merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari proses pembelajaran, kita
sering mendengar istilah latihan, ujian, ulangan, middle, quis, Ebtanas, UAN,
dan sebagainya. Kesemuanya itu merupakan jenis-jenis evaluasi, mengapa evalusi
tidak dapat dipisahkan dari sebuah proses pembelajaran untuk menjawab
pertanyaan itu, coba kita perhatikan, proses pembelajaran ibarat sebuah alat
transportasi, tujuan dari pendidikan merupakan tempat tujuan kita, dan evalusi
ibarat argo yang mengukur apakah kita sudah sampai tujuan atau belum, contoh
lain misalnya, pendidik tidak akan tahu apakah materi yang disampaikannya sudah
dikuasai oleh siswanya atau belum tampa adanya evaluasi.
Dalam
pendidikan Islam, tujuan merupakan sasaran ideal yang hendak dicapai. dengan
demikian kurikulum telah di rancang, di susun dan di proses dengan maksimal,
hal ini pendidikan Islam mempunyai tugas yang berat. Di antara tugas itu adalah
mengembangkan potensi fitrah manusia (anak). Untuk mengetaui kapasitas,
kwalitas, anak didik perlu diadakan evaluasi. Dalam evaluasi perlu adanya
teknik, dan sasaran untuk menuju keberhasilan dalam proses belajar mengajar.
Evaluasi
yang baik haruslah didasarkan atas tujuan pengajaran yang ditetapkan oleh suro
dan kemudian benar-benar diusahakan oleh guru untuk siswa. Betapapun baiknya,
evaluasi apabila tidak didasarkan atas tujuan pengajaran yang diberikan, tidak
akan tercapai sasarannya
ANALISIS
A. Pengertian Evaluasi
Secara
etimologi kata evaluasi berasal dari bahasa Inggris: evaluation, akar katanya
value yang berarti nilai atau harga. Nilai dalam bahasa Arab disebut Al- Qimah
atau Al taqdir . Dengan demikian secara harfiah, evaluasi pendidikan al-taqdiir
al tarbawiy dapat diartikan sebagai penilaian dalam bidang pendidikan mengenai
hal-hal yang berkaitan dengan kegiatan pendidikan. Sedangkan secara terminologi
evaluasi merupakan kegiatan yang terencana untuk mengetahui keadaan sesuatu
obyek dengan menggunakan intrument dan hasilnya dibandingkan dengan tolak ukur
memperoleh kesimpulan.
Ada
beberapa pendapat lain definisi mengenai evaluasi:
a.
Bloom
Pengumpulan
kegiatan secara sistematis untuk menetapkan apakah dalam kegiatannya terjadi
perubahan dalam diri siswa menetapkan sejauh mana tingkat perubahan dalam diri
pribadi siswa.
b.
Stuffle Beam
Evaluasi
adalah proses menggambarkan, memperoleh, dan menyajikan informasi yang berguna
untuk menilai alternatif keputusan.
Dengan
berdasarkan batasan-batasan tersebut, dapat disimpulkan bahwa evaluasi secara
umum dapat diartikan sebagai proses sistematis untuk menentukan nilai sesuatu
(tujuan, kegiatan, keputusan, unjuk kerja, proses, orang, maupun objek)
berdasarkan kriteria tertentu.
Dalam rangka kegiatan pembelajaran, evaluasi
dapat didefinisikan sebagai suatu proses sistematik dalam menentukan tingkat
pencapaian tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan.
B. Tujuan dan Fungsi Evaluasi Pendidikan Islam
Tujuan
program evaluasi adalah mengetahui kadar pemahaman anak didik terhadap materi
pelajaran, melatih keberanian dan mengajak anak didik untuk mengingat kembali
materi yang telah diberikan. Selain itu, program evaluasi bertujuan mengetahui
siapa diantara anak didik yang cerdas dan yang lemah, sehingga naik tingkat,
kelas maupun tamat. Tujuan evaluasi bukan hanya tertuju pada anak didik saja,
tetapi juga bertujuan mengevaluasi pendidik, yaitu sejauh mana pendidik
bersungguh-sungguh dalam menjalankan tugasnya untuk mencapai tujuan pendidikan
Islam.
Untuk
lebih jelasnya tujuan evaluasi dapat dirinci menjadi:
1.
Untuk mengetahui tingkat kemajuan yang telah dicapai oleh siswa dalam suatu
kurun waktu proses belajar tertentu.
2.
Untuk mengetahui posisi atau kedudukan seorang siswa di dalam kelompok kelasnya.apakah sisiwa tersebut termasuk
kategori lambat sedang atau cepat.
3.
Untuk mengetahui tingkat usaha yang dilakukan seorang siswa dalam belajar,
apakah menunjukan tingkat usaha yang efisien atau tidak.
4.
Untuk mengetahui hingga sejauh mana seorang siswa telah mendayagunakan
kafasitas kognitifnya.
5.
Untuk mengetahui tingkat daya guna dan hasil guna metode mengajar yang telah
digunakan oleh seorang guru dalam proses belajar-mengajar.
Sedangkan
Fungsi evaluasi adalah membantu anak didik agar ia dapat mengubah atau
mengembangkan tingkah lakunya secara sadar, serta memberi bantuan kepadanya
cara meraih suatu kepuasan bila berbuat sebagaimana mestinya. Di samping itu
fungsi evaluasi juga dapat membantu seorang pendidik dalam mempertimbangkan
baik tidaknya metode mengajar, serta membantu mempertimbangkan administrasinya.
Selain
memiliki tujuan, evaluasi belajar juga memiliki fungsi-fungsi sebagai berikut.
1. Fungsi administratif untuk penyusunan daftar nilai dan pengisian buku raport
2. Fungsi promosi untuk menetapkan kenaikan atau kelulusan.
1. Fungsi administratif untuk penyusunan daftar nilai dan pengisian buku raport
2. Fungsi promosi untuk menetapkan kenaikan atau kelulusan.
3. Fungsi
diagnostik untuk mengidentifikasi kesulitan belajar siswa dan merencanakan program
pengajaran perbaikan (ramedial teaching).
4. Fungsi psikologis untuk mengatasi
kekurangmampuan atau ketidakmampuan dalam menilai kemampuan atau kemajuan
dirinya sendiri.
5. Sumber data BP untuk memasok data siswa
tertentu yang memerlukan simbingan dan penyuluhan (BP).
6. Bahan
pertimbangan pengembangan kurikulum,metode,dan alat-alat PBM.
7. Bahan pertimbangan bagi orang tua untuk
mengenali hasil usha dan tanggung jawabnya dalam mengembangkan potensi anaknya.
Menurut
A. Tabrani Rusyan dan kawan-kawan, mengatakan bahwa evaluasi mempunyai beberapa
fungsi, yaitu :
A. Untuk mengetahui tercapainya tidaknya tujuan
instruksional secara komprehensif yang meliputi aspek pengetahuan, sikap dan
tingkah laku.
B. Sebagai umpan balik yang berguna bagi tindakan
berikutnya dimana segi-segi yang sudah dapat dicapai lebih ditingkatkan lagi
dan segi-segi yang dapat merugikan sebanyak mungkin dihindari.
C. Bagi pendidik, evaluasi berguna untuk mengatur
keberhasilan proses belajar mengajar bagi peserta didik berguna untuk
mengetahui bahan pelajaran yang diberikan dan di kuasai, dan bagi masyarakat
untuk mengetahui berhasil atau tidaknya program-program yang dilaksanakan.
D. Untuk memberikan umpan balik kepada guru
sebagai dasar untuk memperbaiki proses belajar mengajar dan mengadakan program
remedial bagi murid.
E. Untuk menentukan angka kemajuan atau hasil
belajar.
F. Untuk
menempatkan murid dalam situasi belajar mengajar yang tpat.
G. Untuk mengenal latar belakang murid yang
mengalami kesulitan-kesulitan belajar.
C. Prinsip-prinsip Evaluasi Pendidikan Islam
Dalam
melaksanakan evaluasi harus memperhatikan berbagai prinsip antara lain:
a. Keterpaduan
Materi
dan metode pengajaran dan evaluasi merupakan tiga kesatuan terpadu, yang tidak
boleh dipisahkan.
b. Keterlibatan Siswa
Hal ini
berkaitan erat dengan metode belajar CBSA (Cara Belajar Siswa Aktif), untuk
mengetahui sejauh mana siswa berhasil dalam kegiatan belajar mengajaar yang
dijalaninya, siswa membutuhkan evaluasi.
c. Koherensi
Evaluasi
yang disajikan harus sesuai dengan ranah kemampuan yang hendak diukur
d. Paedagogis
d. Paedagogis
Evaluasi
yang diterapkan adalah upaya perbaikan sikap dan tingkah laku ditinjau dari
segi paedagogos.
e. Akuntabilitas
Sejauhmana
keberhasilan program pengajaran perlu dissampaikan kepada pihak-pihak yang
berkepentingan dengan pendidikan sebagai laporan pertanggungjawaban
(accountability)
f. Berkelanjutan
f. Berkelanjutan
Evaluasi
harus dilakukan secara terus-menurus dari waktu kewaktu, untuk mengetahui
secara menyeluruh perkembangan peserta didik.
g. Menyeluruh
Evaluasi
harus dilakukan secara menyeluruh, yakni mencakup aspek kognitif, afektif, dan
psikomotorik dan meliputi seluruh materi ajar serta berdasarkan pada strategi
dan prusuder penilaian.
h. Bermakna
i.
Adil dan objektif
j. Terbuka
k. Ikhlas
l.
Praktis
m. Dicatat dan akurat
D. Sistem Evaluasi Dalam Pendidikan Islam
Sistem
evaluasi dalam pendidikan Islam mengacu pada sistem evaluasi yang digariskan
oelh Allah SWT, dalam al-Qur’an dan di jabarkan dalam as-Sunnah, yang dilakukan
Rasulullah dalam proses pembinaan risalah Islamiyah.
Secara
umum sistem evaluasi pendidikan sebagai berikut :
a. Untuk menguji daya kemampuan manusia beriman
terhadap berbagai macam problema kehidupan yang dihadapi (Q.S. Al-Baqarah/ 2 :
155).
b. Untuk mengetahui sejauhmana atau sampai
dimana hasil pendidikan wahyu yang telah diaplikasikan Rasulullah saw kepada
umatnya (QS. An Naml/27:40).
c. Untuk menentukan klasifikasi atau tingkat
hidup keislaman atau keimanan seseorang, seperti pengevaluasian Allah terhadap
nabi Ibrahim yang menyembelih Ismail putra yang dicintainya (QS. Ash
Shaaffat/37:103-107).
d. Untuk
mengukur daya kognisi, hafalan manusia dan pelajaran yang telah diberikan
kepadanya, seperti pengevaluasian terhadap nabi Adam tentang asma-asma yang
diajarkan Allah kepadanya dihadapan para malaikat (QS. Al-Baqarah/2:31).
e. Memberikan semacam tabsyir (berita gembira)
bagi yang beraktifitas baik, dan memberikan semacam ‘iqab (siksa) bagi mereka
yang beraktifitas buruk (QS. Az Zalzalah/99:7-8).
f. Allah SWT dalam mengevaluasi hamba-Nya,
tanpa memandang formalitas (penampilan), tetapi memandang subtansi dibalik
tindakan hamba-hamba tersebut (QS. Al Hajj/22:37).
g. Allah SWT memerintahkan agar berlaku adil
dalam mengevaluasi sesuatu, jangan karena kebencian menjadikan ketidak
objektifan evaluasi yang dilakukan (QS. Al Maidah/5:8).
E.
Syarat
Evaluasi dalam pendidikan Islam
Bagi
seorang pendidik yang akan melakukan evaluasi hendaknya memperhatikan
syarat-syarat evaluasi, yaitu sebagai berikut:
a.
Pendidik harus menetapkan dulu segi-segi apa yang akan dinilai sehingga betul
betul terbatasserta dapat member petunjuk bagaimana dan dengan apa segi
tersebut dapat dinilai.
b. Pendidik
harus menetapkan alat evaluasi yang valid dan realitas yang berarti taraf ketepatan
dan kecepatan tes dengan aspek yang akan dinilai,
c. Penilaian
harus objektif yang berarti menilai prestasi peserta didiksebagaimana adanya
hasil penilaian tersebut harus betul-betul diolah dengan teliti sehingga dapat
ditafsirkan berdasarkan kriteriayang berlaku.
d. Alat
evaluasi yang dibuat hendaknya mengandung unsure diagnosis yang artinya dapat
dijadikan bahan untuk mencari kelemahan peserta didik belajar dan pendidik
mengajar.
Selain
itu Syarat-syarat yang dapat digunakan dalam evaluasi pendidikan Islam adalah :
a. Validity,
yaitu pelaksanaan tes harus berdasarkan hal-hal yang seharusnya dievaluasi,
yang meliputi seluruh bidang tertentu yang diingini dan diselidiki sehingga
tidak hanya mencakup satu bidang saja. Soalsoal tes harus memberi gambaran
keseluruhan (representatif) dari kesanggupan anak mengenai bidang itu.
b.
Reliable, yaitu tes tersebut dapat dipercayai yakni dengan memberikan
ketelitian dan keterangan tentang kesanggupan anak didik sesungguhnya, soal
yang ditampilkan tidak membawa tafsiran yang bermacam-macam sehingga mudah
dimengerti oleh peserta didik.
c. Efisiensi,
yaitu tes yang dilakukan merupakan tes yang mudah administrasinya, penilaian
dan interpretasinya (penafsirannya). (Nasution, 1982 : 169). Selain itu,
evaluasi yang dilaksanakanharus secara cermat dan tepat pada sasarannya. Sesuai
dengan Alquran surat Al- Insyiqoq (84) ayat 8 :
فَسَوْفَ
يُحَاسَبُ حِسَابًا يَسِيرً ا
“ Maka
dia akan dievaluasi dengan pengevaluasian yang mudah.”
d.
Ta’abbudiyyah dan ikhlas, yaitu evaluasi yang dilakukan dengan penuh ketulusan
dan pengabdian kepada Allah Swt. Apabila prinsip ini dilakukan, maka upaya
evaluasi akanmembuahkan kesan husnu zhann (prasangka baik) terjadi perbaikan
tingkah laku secara positif dan menutupi rahasia-rahasia buruk pada diri
seseorang.
F. Sistem Evaluasi Dalam Pembelajaran Islam
System
evaluasi dalam pembelajaran islam adalah mengacu pada system evaluasi yang
digariskan Allah swt dalam al quran sebagaimana telah dikembangkan oleh Rasul
Nya dalam proses pembinaaan risalah islamiyah,maka secara umum system evaluasi
pembelajaran islam sebagai implikasi paedagogik al quran dan as sunnah itu
adalah sebagai berikut:
a. Untuk
menguji daya kemampuan manusia beriman terhadap berbagai macam problem
kehidupan yang dihadapi (Q.S al baqarah /2:155)
b. Untuk
mengetahui sejauh mana atau sampai mana hasil pembelajaran wahyu yang telah
diaplikasikan Rasulullah saw kepada ummatnya (Q.S an naml /27:40)
c. Untuk menentukan
kualifikasi atau tingkat hidup keislaman atau keimanan seseorang, seperti
pengevaluasian Allah terhadap Nabi Ibrahim yang menyembelih Ismail putra yang
dicintainya. (Q.S. ash-Shaaffat: 103-107).
d. Untuk mengukur daya
kognisi hafalan dan pelajaran yang telah diberikan kepadanya, seperti
pengevaluasian terhadap Nabi Adam tentang asma-asma yang diajarkan Allah
kepadanya di hadapan para malaikat (Q.S. al-Baqarah 2:31)
e.
Memberikan bermacam tabsyar (berita gembira) bagi yang beraktivitas baik, dan
memberikan semacam iqob (siksa) bagi
mereka yang beraktifitas buruk (Q.S. 99: 7-8).
Konsep
system evaluasi dalam pembelajaran Islam tesebut harus bersifat menyeluruh,
baik dalam hubungan manusia dengan Allah sebagai pencipta, hubungan manusia
dengan manusia lainnya, hubungan manusia dengan alam sekitarnya, dan hubungan
manusia dengan dirinya sendiri. Spektrum kajian evaluasi dalam pembelajaran
Islam, tidak hanya terkonsentrasi pada aspek kognitif, tetapi justru dibutuhkan
keseimbangan yang terpadu antara
penilaian iman, ilmu dan amal (Q.S. al-Baqarah / 2: 77). Sebab kepribadian
seorang muslim sebagai manusia paripurna adalah merupakan aktualisasi dari
kualitas keimanan, keilmuan dan amal shalehnya. Kesemua itu merupakan bahan
pemikiran bagi pengembangan system evaluasi dalam pembelajaran Islam. Sedangkan
operasionalisasinya di lapangan dapat saja dilakukan melalui berbagai bentuk
evaluasi, test atau non test, lisan atau tulisan, pre test atau post test dan
lain sebagainya.
KESIMPULAN
1.
Pengertian Evaluasi
Dalam
arti luas, penilaian atau evaluasi adalah suatu proses merencanakan,
memperoleh, dan menyediakan informasi yang sangat diperlukan untuk membuat
alternatif-alternatif keputusan. Sesuai dengan pengertian tersebut, maka setiap
kegiatan penilaian merupakan suatu proses yang sengaja direncanakan untuk
memperoleh informasi atau data dan berdasarkan data tersebut kemudian dicoba
membuat suatu keputusan. Dalam hubungannya dengan kegiatan pembelajaran,
evaluasi adalah suatu proses yang sistematis untuk menentukan atau membuat
keputusan sampai sejauh mana tujuan-tujuan pembelajaran telah dicapai oleh
peserta didik.
2.
Tujuan dan Fungsi Evaluasi Pendidikan
Tujuan
program evaluasi adalah mengetahui kadar pemahaman anak didik terhadap materi
pelajaran, melatih keberanian dan mengajak anak didik untuk mengingat kembali
materi yang telah diberikan. Selain itu, program evaluasi bertujuan mengetahui
siapa diantara anak didik yang cerdas dan yang lemah, sehingga naik tingkat,
kelas maupun tamat. Tujuan evaluasi bukan hanya tertuju pada anak didik saja,
tetapi juga bertujuan mengevaluasi pendidik, yaitu sejauh mana pendidik
bersungguh-sungguh dalam menjalankan tugasnya untuk mencapai tujuan pendidikan
Islam.
Sedangkan
Fungsi evaluasi adalah membantu anak didik agar ia dapat mengubah atau
mengembangkan tingkah lakunya secara sadar, serta memberi bantuan kepadanya
cara meraih suatu kepuasan bila berbuat sebagaimana mestinya. Di samping itu
fungsi evaluasi juga dapat membantu seorang pendidik dalam mempertimbangkan
baik tidaknya metode mengajar, serta membantu mempertimbangkan administrasinya.
3.
Prinsip-Prinsip Evaluasi
Dalam
melaksanakan evaluasi harus memperhatikan berbagai prinsip antara lain :
keterpaduan, Keterlibatan Siswa, koherensi, paedagogis, akuntabilitas,
berkelanjutan, menyeluruh, bermakna, adil dan objektif, terbuka, ikhlas,
praktis, dicatat dan akurat
4.
Sistem Evaluasi dalam Pendidikan Islam
Sistem evaluasi dalam pendidikan Islam mengacu pada sistem evaluasi yang digariskan oleh Allah SWT, dalam al-Qur’an dan di jabarkan dalam as-Sunnah, yang dilakukan Rasulullah dalam proses pembinaan risalah Islamiyah.
5.
Syarat Evaluasi dalam Pendidikan Islam
Bagi seorang pendidik yang akan
melakukan evaluasi hendaknya memperhatikan syarat-syarat evaluasi, yaitu
sebagai berikut: Pendidik harus menetapkan dulu segi-segi apa yang akan
dinilai, menetapkan alat evaluasi, harus objektif, Alat evaluasi yang dibuat
hendaknya mengandung unsure diagnosis.
DAFTAR PUSTAKA
Anas sudion,
Pengantar Evaluasi Pendidikan, (PT. Grafindo Persada, Jakarta,2005).
Uhbiyati, Nur. Ilmu
Pendidikan Islam( Pustak Setia: Jakarta).
Ramayulis, Metodelogi Pendidikan Agama Islam, (Kalam Mulia: Jakarta,2002).
Ramayulis, Metodelogi Pendidikan Agama Islam, (Kalam Mulia: Jakarta,2002).
0 comments:
Post a Comment