lagu

ikut

Monday, December 28, 2015

EVALUASI DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM



EVALUASI DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


Disusun Guna Memenuhi Tugas UAS
Mata Kuliah : Ilmu Pendidikan
Dosen Pengampu : Bpk. Zaenal Hafidzin







               

Disusun Oleh :
Muchamad Abdurrochman Luthfi
(1410210029)




SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI KUDUS
JURUSAN TARBIYAH /  PENDIDIKAN BAHASA ARAB
TAHUN 2015


PENDAHULUAN

Evaluasi merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari proses pembelajaran, kita sering mendengar istilah latihan, ujian, ulangan, middle, quis, Ebtanas, UAN, dan sebagainya. Kesemuanya itu merupakan jenis-jenis evaluasi, mengapa evalusi tidak dapat dipisahkan dari sebuah proses pembelajaran untuk menjawab pertanyaan itu, coba kita perhatikan, proses pembelajaran ibarat sebuah alat transportasi, tujuan dari pendidikan merupakan tempat tujuan kita, dan evalusi ibarat argo yang mengukur apakah kita sudah sampai tujuan atau belum, contoh lain misalnya, pendidik tidak akan tahu apakah materi yang disampaikannya sudah dikuasai oleh siswanya atau belum tampa adanya evaluasi.

Dalam pendidikan Islam, tujuan merupakan sasaran ideal yang hendak dicapai. dengan demikian kurikulum telah di rancang, di susun dan di proses dengan maksimal, hal ini pendidikan Islam mempunyai tugas yang berat. Di antara tugas itu adalah mengembangkan potensi fitrah manusia (anak). Untuk mengetaui kapasitas, kwalitas, anak didik perlu diadakan evaluasi. Dalam evaluasi perlu adanya teknik, dan sasaran untuk menuju keberhasilan dalam proses belajar mengajar.

Evaluasi yang baik haruslah didasarkan atas tujuan pengajaran yang ditetapkan oleh suro dan kemudian benar-benar diusahakan oleh guru untuk siswa. Betapapun baiknya, evaluasi apabila tidak didasarkan atas tujuan pengajaran yang diberikan, tidak akan tercapai sasarannya


ANALISIS

A.     Pengertian Evaluasi
Secara etimologi kata evaluasi berasal dari bahasa Inggris: evaluation, akar katanya value yang berarti nilai atau harga. Nilai dalam bahasa Arab disebut Al- Qimah atau Al taqdir . Dengan demikian secara harfiah, evaluasi pendidikan al-taqdiir al tarbawiy dapat diartikan sebagai penilaian dalam bidang pendidikan mengenai hal-hal yang berkaitan dengan kegiatan pendidikan. Sedangkan secara terminologi evaluasi merupakan kegiatan yang terencana untuk mengetahui keadaan sesuatu obyek dengan menggunakan intrument dan hasilnya dibandingkan dengan tolak ukur memperoleh kesimpulan.
Ada beberapa pendapat lain definisi mengenai evaluasi:
      a. Bloom
Pengumpulan kegiatan secara sistematis untuk menetapkan apakah dalam kegiatannya terjadi perubahan dalam diri siswa menetapkan sejauh mana tingkat perubahan dalam diri pribadi siswa.
b. Stuffle Beam
Evaluasi adalah proses menggambarkan, memperoleh, dan menyajikan informasi yang berguna untuk menilai alternatif keputusan.

Dengan berdasarkan batasan-batasan tersebut, dapat disimpulkan bahwa evaluasi secara umum dapat diartikan sebagai proses sistematis untuk menentukan nilai sesuatu (tujuan, kegiatan, keputusan, unjuk kerja, proses, orang, maupun objek) berdasarkan kriteria tertentu.

 Dalam rangka kegiatan pembelajaran, evaluasi dapat didefinisikan sebagai suatu proses sistematik dalam menentukan tingkat pencapaian tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan.
     
B.     Tujuan dan Fungsi Evaluasi Pendidikan Islam
Tujuan program evaluasi adalah mengetahui kadar pemahaman anak didik terhadap materi pelajaran, melatih keberanian dan mengajak anak didik untuk mengingat kembali materi yang telah diberikan. Selain itu, program evaluasi bertujuan mengetahui siapa diantara anak didik yang cerdas dan yang lemah, sehingga naik tingkat, kelas maupun tamat. Tujuan evaluasi bukan hanya tertuju pada anak didik saja, tetapi juga bertujuan mengevaluasi pendidik, yaitu sejauh mana pendidik bersungguh-sungguh dalam menjalankan tugasnya untuk mencapai tujuan pendidikan Islam.
Untuk lebih jelasnya tujuan evaluasi dapat dirinci menjadi:
     1.    Untuk mengetahui tingkat kemajuan yang telah dicapai oleh siswa dalam suatu kurun waktu proses belajar tertentu.
     2.    Untuk mengetahui posisi atau kedudukan seorang siswa di dalam kelompok      kelasnya.apakah sisiwa tersebut termasuk kategori lambat sedang atau cepat.
     3.    Untuk mengetahui tingkat usaha yang dilakukan seorang siswa dalam belajar, apakah menunjukan tingkat usaha yang efisien atau tidak.
     4.    Untuk mengetahui hingga sejauh mana seorang siswa telah mendayagunakan kafasitas kognitifnya.
     5.    Untuk mengetahui tingkat daya guna dan hasil guna metode mengajar yang telah digunakan oleh seorang guru dalam proses belajar-mengajar.

Sedangkan Fungsi evaluasi adalah membantu anak didik agar ia dapat mengubah atau mengembangkan tingkah lakunya secara sadar, serta memberi bantuan kepadanya cara meraih suatu kepuasan bila berbuat sebagaimana mestinya. Di samping itu fungsi evaluasi juga dapat membantu seorang pendidik dalam mempertimbangkan baik tidaknya metode mengajar, serta membantu mempertimbangkan administrasinya.

Selain memiliki tujuan, evaluasi belajar juga memiliki fungsi-fungsi sebagai berikut.
1. Fungsi administratif untuk penyusunan daftar nilai dan pengisian buku raport
2.  Fungsi promosi untuk menetapkan kenaikan atau kelulusan.
3.  Fungsi diagnostik untuk mengidentifikasi kesulitan belajar siswa dan merencanakan program pengajaran perbaikan (ramedial teaching).
4. Fungsi psikologis untuk mengatasi kekurangmampuan atau ketidakmampuan dalam menilai kemampuan atau kemajuan dirinya sendiri.
5. Sumber data BP untuk memasok data siswa tertentu yang memerlukan simbingan dan penyuluhan (BP).
6.  Bahan pertimbangan pengembangan kurikulum,metode,dan alat-alat PBM.
7. Bahan pertimbangan bagi orang tua untuk mengenali hasil usha dan tanggung jawabnya dalam mengembangkan potensi anaknya.
Menurut A. Tabrani Rusyan dan kawan-kawan, mengatakan bahwa evaluasi mempunyai beberapa fungsi, yaitu :
A.    Untuk mengetahui tercapainya tidaknya tujuan instruksional secara komprehensif yang meliputi aspek pengetahuan, sikap dan tingkah laku.
B.     Sebagai umpan balik yang berguna bagi tindakan berikutnya dimana segi-segi yang sudah dapat dicapai lebih ditingkatkan lagi dan segi-segi yang dapat merugikan sebanyak mungkin dihindari.
C.     Bagi pendidik, evaluasi berguna untuk mengatur keberhasilan proses belajar mengajar bagi peserta didik berguna untuk mengetahui bahan pelajaran yang diberikan dan di kuasai, dan bagi masyarakat untuk mengetahui berhasil atau tidaknya program-program yang dilaksanakan.
D.    Untuk memberikan umpan balik kepada guru sebagai dasar untuk memperbaiki proses belajar mengajar dan mengadakan program remedial bagi murid.
E.     Untuk menentukan angka kemajuan atau hasil belajar.
F.       Untuk menempatkan murid dalam situasi belajar mengajar yang tpat.
G.    Untuk mengenal latar belakang murid yang mengalami kesulitan-kesulitan belajar.

C.    Prinsip-prinsip Evaluasi Pendidikan Islam
Dalam melaksanakan evaluasi harus memperhatikan berbagai prinsip antara lain:
a. Keterpaduan
Materi dan metode pengajaran dan evaluasi merupakan tiga kesatuan terpadu, yang tidak boleh dipisahkan.
b. Keterlibatan Siswa
Hal ini berkaitan erat dengan metode belajar CBSA (Cara Belajar Siswa Aktif), untuk mengetahui sejauh mana siswa berhasil dalam kegiatan belajar mengajaar yang dijalaninya, siswa membutuhkan evaluasi.
c. Koherensi
Evaluasi yang disajikan harus sesuai dengan ranah kemampuan yang hendak diukur
d. Paedagogis
Evaluasi yang diterapkan adalah upaya perbaikan sikap dan tingkah laku ditinjau dari segi paedagogos.
e. Akuntabilitas
Sejauhmana keberhasilan program pengajaran perlu dissampaikan kepada pihak-pihak yang berkepentingan dengan pendidikan sebagai laporan pertanggungjawaban (accountability)
f. Berkelanjutan
Evaluasi harus dilakukan secara terus-menurus dari waktu kewaktu, untuk mengetahui secara menyeluruh perkembangan peserta didik.
g. Menyeluruh
Evaluasi harus dilakukan secara menyeluruh, yakni mencakup aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik dan meliputi seluruh materi ajar serta berdasarkan pada strategi dan prusuder penilaian.
h. Bermakna
   i.  Adil dan objektif
j. Terbuka
k. Ikhlas
l.  Praktis
m. Dicatat dan akurat

D.    Sistem Evaluasi Dalam Pendidikan Islam
Sistem evaluasi dalam pendidikan Islam mengacu pada sistem evaluasi yang digariskan oelh Allah SWT, dalam al-Qur’an dan di jabarkan dalam as-Sunnah, yang dilakukan Rasulullah dalam proses pembinaan risalah Islamiyah.

Secara umum sistem evaluasi pendidikan sebagai berikut :
a. Untuk menguji daya kemampuan manusia beriman terhadap berbagai macam problema kehidupan yang dihadapi (Q.S. Al-Baqarah/ 2 : 155).
b. Untuk mengetahui sejauhmana atau sampai dimana hasil pendidikan wahyu yang telah diaplikasikan Rasulullah saw kepada umatnya (QS. An Naml/27:40).
c. Untuk menentukan klasifikasi atau tingkat hidup keislaman atau keimanan seseorang, seperti pengevaluasian Allah terhadap nabi Ibrahim yang menyembelih Ismail putra yang dicintainya (QS. Ash Shaaffat/37:103-107).
d.  Untuk mengukur daya kognisi, hafalan manusia dan pelajaran yang telah diberikan kepadanya, seperti pengevaluasian terhadap nabi Adam tentang asma-asma yang diajarkan Allah kepadanya dihadapan para malaikat (QS. Al-Baqarah/2:31).
e. Memberikan semacam tabsyir (berita gembira) bagi yang beraktifitas baik, dan memberikan semacam ‘iqab (siksa) bagi mereka yang beraktifitas buruk (QS. Az Zalzalah/99:7-8).
f. Allah SWT dalam mengevaluasi hamba-Nya, tanpa memandang formalitas (penampilan), tetapi memandang subtansi dibalik tindakan hamba-hamba tersebut (QS. Al Hajj/22:37).
g. Allah SWT memerintahkan agar berlaku adil dalam mengevaluasi sesuatu, jangan karena kebencian menjadikan ketidak objektifan evaluasi yang dilakukan (QS. Al Maidah/5:8).

E.     Syarat Evaluasi dalam pendidikan Islam
Bagi seorang pendidik yang akan melakukan evaluasi hendaknya memperhatikan syarat-syarat evaluasi, yaitu sebagai berikut:
a.  Pendidik harus menetapkan dulu segi-segi apa yang akan dinilai sehingga betul betul terbatasserta dapat member petunjuk bagaimana dan dengan apa segi tersebut dapat dinilai.
      b.   Pendidik harus menetapkan alat evaluasi yang valid dan realitas yang berarti taraf ketepatan dan kecepatan tes dengan aspek yang akan dinilai,
      c.   Penilaian harus objektif yang berarti menilai prestasi peserta didiksebagaimana adanya hasil penilaian tersebut harus betul-betul diolah dengan teliti sehingga dapat ditafsirkan berdasarkan kriteriayang berlaku.
      d.   Alat evaluasi yang dibuat hendaknya mengandung unsure diagnosis yang artinya dapat dijadikan bahan untuk mencari kelemahan peserta didik belajar dan pendidik mengajar.

Selain itu Syarat-syarat yang dapat digunakan dalam evaluasi pendidikan Islam adalah :
      a.      Validity, yaitu pelaksanaan tes harus berdasarkan hal-hal yang seharusnya dievaluasi, yang meliputi seluruh bidang tertentu yang diingini dan diselidiki sehingga tidak hanya mencakup satu bidang saja. Soalsoal tes harus memberi gambaran keseluruhan (representatif) dari kesanggupan anak mengenai bidang itu.
      b.      Reliable, yaitu tes tersebut dapat dipercayai yakni dengan memberikan ketelitian dan keterangan tentang kesanggupan anak didik sesungguhnya, soal yang ditampilkan tidak membawa tafsiran yang bermacam-macam sehingga mudah dimengerti oleh peserta didik.
      c.      Efisiensi, yaitu tes yang dilakukan merupakan tes yang mudah administrasinya, penilaian dan interpretasinya (penafsirannya). (Nasution, 1982 : 169). Selain itu, evaluasi yang dilaksanakanharus secara cermat dan tepat pada sasarannya. Sesuai dengan Alquran surat Al- Insyiqoq (84) ayat 8 :
فَسَوْفَ يُحَاسَبُ حِسَابًا يَسِيرً ا
“ Maka dia akan dievaluasi dengan pengevaluasian yang mudah.”
      d.      Ta’abbudiyyah dan ikhlas, yaitu evaluasi yang dilakukan dengan penuh ketulusan dan pengabdian kepada Allah Swt. Apabila prinsip ini dilakukan, maka upaya evaluasi akanmembuahkan kesan husnu zhann (prasangka baik) terjadi perbaikan tingkah laku secara positif dan menutupi rahasia-rahasia buruk pada diri seseorang.

F.      Sistem Evaluasi Dalam Pembelajaran Islam
System evaluasi dalam pembelajaran islam adalah mengacu pada system evaluasi yang digariskan Allah swt dalam al quran sebagaimana telah dikembangkan oleh Rasul Nya dalam proses pembinaaan risalah islamiyah,maka secara umum system evaluasi pembelajaran islam sebagai implikasi paedagogik al quran dan as sunnah itu adalah sebagai berikut:
      a.      Untuk menguji daya kemampuan manusia beriman terhadap berbagai macam problem kehidupan yang dihadapi (Q.S al baqarah /2:155)
      b.      Untuk mengetahui sejauh mana atau sampai mana hasil pembelajaran wahyu yang telah diaplikasikan Rasulullah saw kepada ummatnya (Q.S an naml /27:40)
      c.    Untuk menentukan kualifikasi atau tingkat hidup keislaman atau keimanan seseorang, seperti pengevaluasian Allah terhadap Nabi Ibrahim yang menyembelih Ismail putra yang dicintainya. (Q.S. ash-Shaaffat: 103-107).
      d.    Untuk mengukur daya kognisi hafalan dan pelajaran yang telah diberikan kepadanya, seperti pengevaluasian terhadap Nabi Adam tentang asma-asma yang diajarkan Allah kepadanya di hadapan para malaikat (Q.S. al-Baqarah 2:31)
      e.       Memberikan bermacam tabsyar (berita gembira) bagi yang beraktivitas baik, dan memberikan semacam iqob (siksa) bagi mereka yang beraktifitas buruk (Q.S. 99: 7-8).
Konsep system evaluasi dalam pembelajaran Islam tesebut harus bersifat menyeluruh, baik dalam hubungan manusia dengan Allah sebagai pencipta, hubungan manusia dengan manusia lainnya, hubungan manusia dengan alam sekitarnya, dan hubungan manusia dengan dirinya sendiri. Spektrum kajian evaluasi dalam pembelajaran Islam, tidak hanya terkonsentrasi pada aspek kognitif, tetapi justru dibutuhkan keseimbangan yang  terpadu antara penilaian iman, ilmu dan amal (Q.S. al-Baqarah / 2: 77). Sebab kepribadian seorang muslim sebagai manusia paripurna adalah merupakan aktualisasi dari kualitas keimanan, keilmuan dan amal shalehnya. Kesemua itu merupakan bahan pemikiran bagi pengembangan system evaluasi dalam pembelajaran Islam. Sedangkan operasionalisasinya di lapangan dapat saja dilakukan melalui berbagai bentuk evaluasi, test atau non test, lisan atau tulisan, pre test atau post test dan lain sebagainya.

KESIMPULAN

     1.    Pengertian Evaluasi
Dalam arti luas, penilaian atau evaluasi adalah suatu proses merencanakan, memperoleh, dan menyediakan informasi yang sangat diperlukan untuk membuat alternatif-alternatif keputusan. Sesuai dengan pengertian tersebut, maka setiap kegiatan penilaian merupakan suatu proses yang sengaja direncanakan untuk memperoleh informasi atau data dan berdasarkan data tersebut kemudian dicoba membuat suatu keputusan. Dalam hubungannya dengan kegiatan pembelajaran, evaluasi adalah suatu proses yang sistematis untuk menentukan atau membuat keputusan sampai sejauh mana tujuan-tujuan pembelajaran telah dicapai oleh peserta didik.
     2.    Tujuan dan Fungsi Evaluasi Pendidikan
Tujuan program evaluasi adalah mengetahui kadar pemahaman anak didik terhadap materi pelajaran, melatih keberanian dan mengajak anak didik untuk mengingat kembali materi yang telah diberikan. Selain itu, program evaluasi bertujuan mengetahui siapa diantara anak didik yang cerdas dan yang lemah, sehingga naik tingkat, kelas maupun tamat. Tujuan evaluasi bukan hanya tertuju pada anak didik saja, tetapi juga bertujuan mengevaluasi pendidik, yaitu sejauh mana pendidik bersungguh-sungguh dalam menjalankan tugasnya untuk mencapai tujuan pendidikan Islam.
Sedangkan Fungsi evaluasi adalah membantu anak didik agar ia dapat mengubah atau mengembangkan tingkah lakunya secara sadar, serta memberi bantuan kepadanya cara meraih suatu kepuasan bila berbuat sebagaimana mestinya. Di samping itu fungsi evaluasi juga dapat membantu seorang pendidik dalam mempertimbangkan baik tidaknya metode mengajar, serta membantu mempertimbangkan administrasinya.
     3.    Prinsip-Prinsip Evaluasi
Dalam melaksanakan evaluasi harus memperhatikan berbagai prinsip antara lain : keterpaduan, Keterlibatan Siswa, koherensi, paedagogis, akuntabilitas, berkelanjutan, menyeluruh, bermakna, adil dan objektif, terbuka, ikhlas, praktis, dicatat dan akurat
     4.    Sistem Evaluasi dalam Pendidikan Islam

Sistem evaluasi dalam pendidikan Islam mengacu pada sistem evaluasi yang digariskan oleh Allah SWT, dalam al-Qur’an dan di jabarkan dalam as-Sunnah, yang dilakukan Rasulullah dalam proses pembinaan risalah Islamiyah.
     5.    Syarat Evaluasi dalam Pendidikan Islam
            Bagi seorang pendidik yang akan melakukan evaluasi hendaknya memperhatikan syarat-syarat evaluasi, yaitu sebagai berikut: Pendidik harus menetapkan dulu segi-segi apa yang akan dinilai, menetapkan alat evaluasi, harus objektif, Alat evaluasi yang dibuat hendaknya mengandung unsure diagnosis.


DAFTAR PUSTAKA

Anas sudion, Pengantar Evaluasi Pendidikan, (PT. Grafindo Persada, Jakarta,2005).
Uhbiyati, Nur. Ilmu Pendidikan Islam( Pustak Setia: Jakarta).
Ramayulis, Metodelogi Pendidikan Agama Islam, (Kalam Mulia: Jakarta,2002).

0 comments:

Post a Comment

Keluarga

Keluarga
Jejak Ora Normal

keluarga

keluarga
Je Ow En