TATARAN
LINGUISTIK: FONOLOGI
MAKALAH
Di susun Guna
Memenuhi Tugas
Mata Kuliah :
Linguistik
Dosen Pengampu
:
Di susun oleh :
M. Husnul Wafa :1410210002
M. Syaifur
Roja’i :1410210004
Wirda Maksum :1410210005
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI KUDUS
JURUSAN
TARBIYAH PENDIDIKAN BAHASA ARAB
2016
التجريد
أن اللغة الة للنطق. وإن درسة اللغة على ما جرى عليه عرف سواء كان المنهج او
وصفيا او تاريخيا فى أربعة مستويات، منها علم الأصوات. وهناك، أن الصوت الإنساني
الحي هو موضوع في علم الأصوات.
علم
الأصوات هو علم يدرس الأصوات اللغة.ويدرس أصوات اللغة ويشمل كلا النوعين المعروفين،
وهما علم الأصوات العام(فونولوجي) وعلم الفونيمات. أن علم الأصوات العام علم يدرس ويحلل ويصنف الأصوات الكلاميةمن غير
إشارة إلي تطورها التارخيّ، وانما فقط بالإشارة الى كيفية إنتاجها وإنتقالها
وإستقبالها. وأنها بوصف الأصوات عند نقطة معينة من الزمن. ويقوم أساسا علي المعنىعلى
تحديد المخارخالأصوات وبيان الصفات الصوتية التي تشكل الصوت. وعلم الفونيمات علم
يعالج الخصائص الصوتية الوثيقة الصلة بلغة معينة من الوجهة نظر الإحـــاس
المتكلمين.
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Objek kajian
linguistik merupakan bahasa. Mempelajari suatu bahasa merupakan suatu perkara
yang sering terjadi, baik itu berupa metode diskriptif dan historis.[1]
Pada masa sekarang ini, masih ada pengkajian bahasa secara berlanjut.
Sebelumnya,kita
telah disuguhi berbagai hal tentang linguitik. Diantaranya tentang pengertian,
ruang lingkup, serta objek kajian linguistik. Kemudian, dilanjutkan pembahasan
tentang sejarahnya baik arab maupun non-arab dan para linguisnya.
Salah satu yang
dibahas disana yaitu tentang struktur internal bahasa(mikrolinguistik)yang meliputi
subsdisiplin fonologi, morfologi, sintaksis, semanktik, dan leksologi.Namun, di
kesempatan kali ini kelompok lima akan membahas salah satu subsdisiplin
mikrolinguistik yaitu fonologi. Fonologi sendiri, memiliki dua cabang
subsdisiplin yaitu fonetik dan fonemik. Akan tetapi, ada juga pakar yang
mengatakan cabang fonologi yaitu fonologi dan fonetik.
B.
Rumusan Masalah
Dari latar belakang tersebut, kami merumuskan masalah sebagai
berikut:
1.
Apa itu fonologi?
2.
Apa itu fonetik?
3.
Apa itu fonemik?
BAB II
PEMBAHASAN
1.
Fonologi(Phonology)
Sering kita dengar orang berbicara, maka yang akan
kita dengar adalah runtunan bunyi bahasa.
Terkadang bunyi tersebut, terdengar menaik dan menurun. Bahkan terkadang juga bunyi
atau suara terhenti sejenak atau agak lama, tekanan mengeras dan melembut serta
pemanjangan dan suara biasa. Tekanan, nada, jeda, silebel tersebut disebut
dengan bunyi suprasegmental.
Bidang linguistik yang mempelajari, menganalisa dan membicarakan
runtunan bunyi-bunyi bahasa merupakan fonologi.Fonologi secara etimologi terbentuk
dari kata fon dan logi. Fonyaitu berarti bunyi dan logiyaitu
berarti ilmu.[2]
Objek kajian fonologi merupakan bunyi yang dilontarkan oleh manusia.[3]
proses
terjadinya bunyi bahasa pada umumnya, dimulai dengan proses pemompaan udara
keluar dari paru-paru melalui batang tenggorok ke pangkal tenggorok, yang di
dalamnya terdapat pita suara. Kemudian kalau udara dari paru-paru keluar tanpa
mendapat hambatan apa-apa, maka kita tidak akan mendengar bunyi apa-apa selain
bunyi napas. Mengenai hambatan terhadap arus udara yang keluar dari paru-paru
itu terjadi di pita suara. Ada 4 macam posisi pita suara, yaitu terbuka lebar,
terbuka agak lebar, terbuka sedikit lebar dan tertutup rapat-rapat. Pada semua
posisi itu yang menghasilkan bunyi bersuara yaitu posisi pita suara yang
terbuka sedikit lebar. Jika yang tertutup rapat-rapat itu menghasilkan bunyi
hamzah.
Setelah
melewati pita suara, arus udara diteruskan ke alat-alat ucap tertentu yang mana
bunyi bahasa ituakan dihasilkan(tempat artikulasi). Dalam proses artikulasi
biasanya terlibat dua macam artikulator, yatu artikulator aktif dan artikulator
pasif. Artikulator aktif adalah alat ucap yang bergerak atau digerakkan,
misalnya bibir bawah, ujung lidah, dan daun lidah. Sedangkan artikulator pasif
adalah alat ucap yang tidak dapat bergerak, misalnya bibir atas, gigi atas, dan
langit-langit. Keadaan, cara, posisi bertemunya artikulator pasif dan
aktikulator aktif disebut striktur.
Kemudian dalam
studi fonologi kita akan mengenal kata umlaut dan ablaut. Umlaut
merupakan perubahan vokal yang mengakibatkan vokal itu diubah menjadi vokal
yang lebih tinggi sebagai akibat dari vokal yang berikutnya yang tinggi. Misalnya:
bahasa Belanda bunyi “a” pada kata handje lebih tinggi kualitasnya
daripada bunyi “a” pada kata hand. Sedangkan Ablaut adalah
perubahan vokal yang kita temukan dalam bahasa-bahasa indo-jerman untuk
menandai berbagai fungsi gramatikal. Misalnya: vokal “a” menjadi “a” diatas a
ada dua titik.[4]
2.
Fonetik(Phonetics)
Pada umumnya, bunyi bahasa dibedakan atas vokal dan
konsonan. Bunyi vokal itu dihasilkan dengan pita suara terbuka sedikit.
Sedangkan bunyi konsonan terjadi, setelah arus udara melewati pita suara yang
terbuka sedikit atau agak lebar. jadi, perbedaan terjadi bunyi vokal dan
konsonan adalah arus udara dalam pembentukan bunyi vokal. Selain dua
klasifikasi tersebut ada yang lain, yaitu vokal rangkap atau diftong. Dikatakan
diftong sebab posisi lidah ketika memproduksi bunyi bagian awal dan akhir tidak
sama. Misalnya: kebau dan harimau.
Bunyi vokal diklasifikasikan dan diberi nama berdasarkan posisi lidah
dan bentuk mulut. Posisi lidah bisa bersifat vertikal bisa bersifat horizontal.
Secara vertikal dibedakan adanya (vokal tinggi, misalnya bunyi idan u), (vokal
tengah, misalnya, bunyi e) dan (vokal belakang, misalnya, bunyi u
dan o). Secara horizontal dibedakan ada (vokal
depan, misalnya i dan e), (vokal pusat(..)), dan )vokal belakang, misalnya u dan o). Kemudian
menurut bentuk mulut dibedakan adanya vokal bundar dan vokal tak bundar.Apabila
bentuk mulut membundar ketika mengucapkan vokal tersebutmaka disebut vokal
bundar, misalnya vokal odan vokal u. Sedangkan jika bentuk mulut tidak
membundar, melainkan melebar, pada waktu mengucapkan vokal tersebut maka
disebutvokal tak bundar, misalnya, vokal i dan vokal e.Selanjutnya,
berdasarkan
posisi lidah dan bentuk mulut itu kita memberi nama akan vokal-vokal itu,
misalnya: i adalah vokal depan tinggi tak bundar, e adalah vokal depan tengah tak bundar, o adalah vokal belakang tengah bundar. a
adalah vokal pusat rendah tak bundar[5]
Bunyi-bunyi konsonan bisanya dibedakan berdasarkan
tiga patokan, yaitu posisi pita suara, tempat artikulasi, dan cara artikkulasi.
v
Berdasarkanposisi pita suara dibedakan adanya bunyi
bersuaradan tidak bersuara. Yang termasuk bunyi bersuara antara lain, bunyi b,
d, gdan c. Dalam bahasa Arab, berdasar hasil penelitian Bisyr (1990: 56)
bunyi bersuara terdiri dari 15 bunyi: و, ب, م, د, ض, ن, ل,
ز, ر, ج, ي, ظ, ذ, ع, غ. Yang termasuk bunyi
tidak bersuara antara lain, bunyi s,k, pdan t.
Dalam bahasa Arab, beradasar hasil penelitian Bisry (1990: 87), bunyi
tak bersuara terdiri dari 13 bunyi:ف, ت, ث, ط, س, ش, ص, ك, ق, خ, ح,هـ, ء .[6]
v
Berdasarkan
tempat artikulasinya, antara lain
a)
Bilabial(antara bibir atas dan bibir bawah),
konsonan bibabial yaitu bunyi b, p, dan m.
b)
Labiodental(antara bibir bawah dan gigi atas),
konsonan labiodentalyaitubunyi f, dan v.
c)
laminoalveolar,(antara lidah dan gusi), konsonan laminoalveolar,
yaitu bunyi t dan d.
d)
Dorsovelar(antara pangkal lidah dan velum),
konsonan dorsovelar yaitu bunyi k dan g.
v
Berdasarkan
cara artikulasinya, yaitu
a)
Hambat
(letupan, plosif, stop),yang termasuk konsonan letupan,
bunyi p, b, t, d ,k dan g.
b)
Geseran
(frikatif),geseran udara dengan saluran ucap. yang termasuk konsonan letupan,
bunyi f,s, dan z.
c)
Paduan, yang
termasuk konsonan letupan, bunyi c dan j.
d)
Sengauan
(nasal),udara melalui hidung. Yang termasuk konsonan letupan,
bunyi m, dan n.
e)
Getaran
(trill), getaran bunyi terjadi berulang-ulang. Contoh konsonan
r.
f)
Sampingan (lateral),membiarkan
udara keluar melalui samping lidah. Contoh konsonan i.
g)
Hampiran
(aproksiman), semi vokal.
Contoh w dan y.
Fonetik adalah
cabang studi fonologi yang mempelajari bunyi bahasa tanpa memperhatikan apakah
bunyi tersebut mempunyai fungsi sebagai pembeda makna.Menurut urutan proses
terjadinya bunyi bahasa, fonetik dibedakan menjadi 3 jenis, yaitu
1)
Fonetik Akustik
Fonetik akustikmerupakan cabang fonetik mempelajari bunyi bahasa sebagai peristiwa
fisis atau fenomena alam. Bunyi-bunyi tersebut diselidiki frekuensi getaran,
amplitudo, intensitas dan timbrenya.
2)
Fonetik Auditoris
Fonetik
auditorismerupakan
cabang fonetik yang mempelajari mekanisme penerimaan bunyi bahasa pada telinga.
3)
Fonetik Artikulatoris/Organis/Fisiologis
Fonetik
artikulatoris merupakan mempelajari mekanisme alat-alat bicara manusia bekerja
dalam menghasilkan bunyi bahasa, serta bagaimana bunyi-bunyi itu
diklasifikasikan.[7]
Jenis-jenistersebut,
yang paling berkaitan dengan linguistik merupakan fonetik artikulatoris. Hal
itu itu disebabkan fonetik artikulatorisitu berkenaan dengan masalah bagaimana
bunyi-bunyi bahasa itu dihasilkan atau diucapkan manusia. Berbeda halnya dengan
fonetik akustikyang lebih berkenaan dengan bidang fisika. Sedangkan fonetik
auditoris itu lebih berkenaan dengan bidang kedokteran. Ada beberapa hal yang
dibahasdalam fonetikartikulatoris, yaitu:
-
Alat ucap manusia
Alat ucap manusia itu untuk menghasilkan bunyi. Berikut nama
alat-alat ucap yang terlibat dalam produksi bunyi, yaitu
1)
Paru-paru(Lung)
2)
Batang Tenggorok(Trachea)
3)
Pangkal Tenggorok(Larynx)
4)
Pita suara(vocal cord)
5)
Krikoid(Cricoid)
6)
Tiroid(Thyroid)/lekum
7)
Aritenoid(Arythoenoid)
8)
Dinding rongga kerongkongan(Wall of pharynx)
9)
Epiglotis(Epiglottis)
10)
Akar lidah(Root of the tongue)
11)
Pangkal lidah(Back of the tongue)
12)
Tengah lidah(Middle of the tongue)
13)
Daun lidah(Blade of the tongue)
14)
Ujung lidah(Tip of the tongue)
15)
Anak tekak(Uvula)
16)
Langit-langit lunak(Soft palate, Velum)
17)
Langit-angit keras(Hard palate, Palatum)
18)
Gusi, lengkung kaki gigi(Aveloum)
19)
Gigi atas(Upper teeth, Dentum)
20)
Gigi bawah(Lower teeth,Dentum)
21)
Bibir atas(Upper lip, Labium)
22)
Bibir bawah(Lower lip, Labium)
23)
Mulut(Mouth)
24)
Rongga mulut(Oral cavity)
25) Rongga hidung(Nasal
cavity)
-
Tulisan
Fonetik
Dalam studi
linguistik dikenal adanya beberapa macam sistem tulisan dan ejaan. Diantaranya,
tulisan fonetik untuk ejaan fonetik, tulisan fonemis untuk ejaan fonemis, dan
sistem aksara tertentu (seperti aksara latin) untuk ejaan artografis. Dalam
tulisan fonetik setiap huruf atau lambang hanya digunakan untuk melambangkan
satu bunyi bahasa.[8]
3.
Fonemik
Fonemik merupakan cabang studi fonologi yang
mempelajari bunyi bahasa dengan memperhatikan fungsi bunyi sebagai pembeda
makna atau arti. Objek penelitian fonemik adalah fonem, yakni bunyi bahasa yang
dapat atau berfungsi untuk mebedakan makna kata. Jika bunyi membedakan
makna,maka bunyi tersebut disebut fonem. Sebaliknya, jika tidak membedakan
makna kata, maka bukan fonem. Untuk mengetahui sebuah bunyi fonem atau bukan maka
kita haruslah mencari satuan bahasa yang mengandung bunyi tersebut, kemudian
memperbandingkannya dengan satuan bahasa yang mirip dengan bahasa yang
digunakan.Jadi, untuk membuktikan sebuah bunyi fonem atau bukan haruslah dicari
pasangan minimalnya.Misalnya laba dan raba.
Fonem dianggap sebagai konsep abstrak, yang di dalam
pertuturan direalisasikan oleh alofon, yang sesuai dengan lingkungan tempat
hadirnya fonem tersebut. Dalam masalah alofon-alofon fonem, fonem itu mempunyai
kemiripan fonetis yakni mempunyai kesamaan dalam pengucapannya. Tentang disribusinya,
itu ada yang bersifat komplementer dan bebas. Distribusi komplementer adalah
distribusi yang tempatnya tidak bisa dipertukarkan, meskipun dipertukarkan juga
tidak akan menimbulkan perbedaan makna.Sebab, distribusi komplementer bersifat
tetap pada lingkungan tertentu, misalnya kata pace dan space.
Distribusi bebas adalah alofon-alofon itu boleh digunakan tanpa persyaratan
lingkungan bunyi tertentu misalnya bunyi o dan u dalam kata lolos;lulus,
telor;telur dan lubang;lobang.
Fonemsecaragarisbesarada 2, yaitufonem
segmentaldan fonem suprasegmental. Fonem-fonem yang berupa bunyi, yang didapat sebagai hasil segmantasi
terhadap arus ujaran disebut fonem segmental, misalnya bahasa gorontalo
tilo“kapur” dan ti;lo“ibu”. Sebaliknya, fonem yang berupa unsur suprasegmental
disebut fonem suprasegmental, misalnya saya membaca al-qur’an, dengan tekanan
saya bukan dia atau orang lain; membaca bukan menulis; al-qur’an bukan koran.
Dalam sebuah peristiwa berubahnya sebuah bunyi menjadi
bunyi yang lain sebagai akibat dari bunyi yang ada di lingkungannya, sehingga
bunyi itu menjadi sama atau mempunyai ciri-ciri yang sama dengan bunyi yang
mempengaruhinya disebut asimilasi. Kalau dalam perubahan bunyi yang menyebabkan
berubahnya identitas sebuah fonem, maka perubahan itu disebut asimilasi fonemis,
contoh bunyi b menjadi p pada kata sabtu. Namun, apabila perubahan itu tidak
manyebabkan berubahnya identitas sebuah fonem, mungkin itu asimilasi fonetis
atau asimilasi alomorfemis, contoh kata op deweg bunyi p menjadi b
akibat pengaruh d.Berbeda halnya proses disimilasi itu menyebabkan dua buah
fonem yang sama menjadi berbeda atau berlainan, misalnya kata cipta dan cinta
yang berasal dari kata sansekerta citta. Kalau Pemendekan kata yang
menghilangkan satu fonem atau lebih yang dilakukan dalam situasi yang informal
disebut kontraksi, misalnya tidak tahu menjadi ndak tahu. Kalau dalam proses metatesis
itu bukan mengubah bentuk fonem menjadi fonem yang lain, melainkan mengubah
urutan fonem yang terdapat dalam suatu kata, misalnya sapu, usap, apus. Kemudian
dalam proses epentesis,sebuah fonem tertentu itu biasa homorgan dengan
lingkungannya disisipkan ke dalam sebuah kata, contoh menyisipkan bunyi m pada
kalimat, ada kampak di samping kapak.[9]
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
1.
Fonologi secara etimologi terbentuk dari kata fon dan logi.
Fonyaitu berarti bunyi dan logiyaitu berarti ilmu. Fonologi
merupakan Ilmu yang mempelajari, menganalisa dan membicarakan runtunan
bunyi-bunyi bahasa merupakan fonologi.proses terjadinya bunyi bahasa
umumnya dimulai, proses pemompaan udara keluar dari paru-paru melalui batang
tenggorok ke pangkal tenggorok, yang di dalamnya terdapat pita suaraarus.
Kemudian udara diteruskan ke alat-alat ucap tertentu yang mana bunyi bahasa ituakan
dihasilkan(tempat artikulasi).
2.
Fonetik adalah cabang studi fonologi yang mempelajari bunyi bahasa
tanpa memperhatikan apakah bunyi tersebut mempunyai fungsi sebagai pembeda
makna. Menurut urutan proses terjadinya bunyi bahasa, fonetik dibedakan menjadi
3 jenis, yaitu Fonetik Akustik, Fonetik auditoris, dan Fonetik
Artikulatoris/Organis/Fisiologis. Bunyi bahasa dibedakan atas vokal
dan konsonan. Bunyi vokal diklasifikasikan dan diberi nama berdasarkan posisi lidah
(vertikal(tinggi,tengah,belakang) dan horizontal(depan,pusat,belakang) dan
bentuk mulut(vokal bundar dan tak bundar).Bunyi
konsonan bisanya dibedakan berdasarkan tiga patokan, yaitu posisi pita suara(bersuaradan
tidak bersuara), tempat artikulasi(bilabial, labiodental,laminoalveolar,dorsovelar)dan cara
artikkulasi(Hambat, Geseran, Paduan, Sengauan, Getaran, hampiran, sampingan). Nama alat-alat ucap yang terlibat dalam produksi bunyi, yaitu
Paru-paru, batang Tenggorok, Pangkal Tenggorok, Pita suara, Krikoid, Tiroid,
Aritenoid, Dinding rongga kerongkongan, Epiglotis, Akar lidah, Pangkal lidah,
Tengah lidah, Daun lidah, Ujung lidah, Anak tekak, Langit-langit lunak,
Langit-angit keras, Gusi, lengkung kaki gigi, Gigi atas, Gigi bawah, Bibir
atas, Bibir bawah, Mulut, Rongga mulut, dan Rongga hidung.
3.
Fonemik
merupakan cabang studi fonologi yang mempelajari bunyi bahasa dengan
memperhatikan fungsi bunyi sebagai pembeda makna atau arti.Objek penelitian
fonemik adalah fonem, yakni bunyi bahasa yang dapat atau berfungsi untuk
mebedakan makna kata.Fonemsecaragarisbesarada 2, yaitufonem segmentaldan fonem
suprasegmental.
B. Kritik dan Saran
Demikianlah penyusunan makalah ini
yang kami dapat susun, sebagai cacatan penutup bahwa pemakalah menyadari akan
banyaknya kekurangan dan kelemahan didalam penulisan makalah. Jadi, kami mohon
maaf jika apa yang kami paparkan,
terdapat kekurangan dan kekeliruan di dalamnya. Dan, jika ada kritik maupun
saran atau masukan yang sifatnya membangun bagi kami, kami ucapkan banyak
terimaksaih.
DAFTAR PUSTAKA
ماريوياي(ومترجم
وتعليق احمد مختار عمر).1998. اسس علم اللغة. عالم الكتب
صالح، حاتم الضامن. علم
اللغة. كلية الأدب جامعة بغداد
Chaer, Abdul.2014.Linguistik Umum. Rineka Cipta:
Jakarta
Hidayatullah, Moch. Syarif. 2012. Cakrawala Linguistik Arab.
Alkitabah: Tangerang.
[1]ماريوياي(ومترجم
وتعليق احمد مختار عمر)،اسس علم اللغة، (عالم الكتب، 1998)، صف 43
[2]Abdul Chaer, Linguistik
Umum, )Jakarta: Rineka
Cipta, 2014(. Hlm. 102
[3]حاتمصالح
الضامن. علم اللغة. كلية الأدب جامعة بغداد. صف. 47
[4]Abd Chaer. Op.Cit.
Hlm. 135
[5]Ibid.,hal. 113-114.
[6]Moch. Syarif
Hidayatullah, Cakrawala Linguistik Arab, (Tangerang: Alkitabah, 2012).
hal. 40.
[7]Abd Chaer. Op.Cit.
Hlm. 103
[8]Ibid. Hlm. 103-124
0 comments:
Post a Comment