lagu

ikut

Sunday, June 12, 2016

FONOLOGI



TATARAN LINGUISTIK: FONOLOGI



MAKALAH

Di susun Guna Memenuhi Tugas

Mata Kuliah : Linguistik

Dosen Pengampu :


Di susun oleh :



M. Husnul Wafa                     :1410210002

M. Syaifur Roja’i                    :1410210004

Wirda Maksum                       :1410210005





SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI KUDUS

JURUSAN TARBIYAH PENDIDIKAN BAHASA ARAB

2016









التجريد

أن اللغة الة للنطق. وإن درسة  اللغة على ما جرى عليه عرف سواء كان المنهج او وصفيا او تاريخيا فى أربعة مستويات، منها علم الأصوات. وهناك، أن الصوت الإنساني الحي هو موضوع في علم الأصوات.

علم الأصوات هو علم يدرس الأصوات اللغة.ويدرس أصوات اللغة ويشمل كلا النوعين المعروفين، وهما علم الأصوات العام(فونولوجي) وعلم الفونيمات. أن علم الأصوات العام  علم يدرس ويحلل ويصنف الأصوات الكلاميةمن غير إشارة إلي تطورها التارخيّ، وانما فقط بالإشارة الى كيفية إنتاجها وإنتقالها وإستقبالها. وأنها بوصف الأصوات عند نقطة معينة من الزمن. ويقوم أساسا علي المعنىعلى تحديد المخارخالأصوات وبيان الصفات الصوتية التي تشكل الصوت. وعلم الفونيمات علم يعالج الخصائص الصوتية الوثيقة الصلة بلغة معينة من الوجهة نظر الإحـــاس المتكلمين.




BAB I

PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang

Objek kajian linguistik merupakan bahasa. Mempelajari suatu bahasa merupakan suatu perkara yang sering terjadi, baik itu berupa metode diskriptif dan historis.[1] Pada masa sekarang ini, masih ada pengkajian bahasa secara berlanjut.

Sebelumnya,kita telah disuguhi berbagai hal tentang linguitik. Diantaranya tentang pengertian, ruang lingkup, serta objek kajian linguistik. Kemudian, dilanjutkan pembahasan tentang sejarahnya baik arab maupun non-arab dan para linguisnya.

Salah satu yang dibahas disana yaitu tentang struktur internal bahasa(mikrolinguistik)yang meliputi subsdisiplin fonologi, morfologi, sintaksis, semanktik, dan leksologi.Namun, di kesempatan kali ini kelompok lima akan membahas salah satu subsdisiplin mikrolinguistik yaitu fonologi. Fonologi sendiri, memiliki dua cabang subsdisiplin yaitu fonetik dan fonemik. Akan tetapi, ada juga pakar yang mengatakan cabang fonologi yaitu fonologi dan fonetik.

B.     Rumusan Masalah

Dari latar belakang tersebut, kami merumuskan masalah sebagai berikut:

1.      Apa itu fonologi?

2.      Apa itu fonetik?

3.      Apa itu fonemik?




BAB II

PEMBAHASAN

1.      Fonologi(Phonology)

Sering kita dengar orang berbicara, maka yang akan kita dengar adalah  runtunan bunyi bahasa. Terkadang bunyi tersebut, terdengar menaik dan menurun. Bahkan terkadang juga bunyi atau suara terhenti sejenak atau agak lama, tekanan mengeras dan melembut serta pemanjangan dan suara biasa. Tekanan, nada, jeda, silebel tersebut disebut dengan bunyi suprasegmental.

Bidang linguistik yang mempelajari, menganalisa dan membicarakan runtunan bunyi-bunyi bahasa merupakan fonologi.Fonologi secara etimologi terbentuk dari kata fon dan logi. Fonyaitu berarti bunyi dan logiyaitu berarti ilmu.[2] Objek kajian fonologi merupakan bunyi yang dilontarkan oleh manusia.[3]

proses terjadinya bunyi bahasa pada umumnya, dimulai dengan proses pemompaan udara keluar dari paru-paru melalui batang tenggorok ke pangkal tenggorok, yang di dalamnya terdapat pita suara. Kemudian kalau udara dari paru-paru keluar tanpa mendapat hambatan apa-apa, maka kita tidak akan mendengar bunyi apa-apa selain bunyi napas. Mengenai hambatan terhadap arus udara yang keluar dari paru-paru itu terjadi di pita suara. Ada 4 macam posisi pita suara, yaitu terbuka lebar, terbuka agak lebar, terbuka sedikit lebar dan tertutup rapat-rapat. Pada semua posisi itu yang menghasilkan bunyi bersuara yaitu posisi pita suara yang terbuka sedikit lebar. Jika yang tertutup rapat-rapat itu menghasilkan bunyi hamzah.

Setelah melewati pita suara, arus udara diteruskan ke alat-alat ucap tertentu yang mana bunyi bahasa ituakan dihasilkan(tempat artikulasi). Dalam proses artikulasi biasanya terlibat dua macam artikulator, yatu artikulator aktif dan artikulator pasif. Artikulator aktif adalah alat ucap yang bergerak atau digerakkan, misalnya bibir bawah, ujung lidah, dan daun lidah. Sedangkan artikulator pasif adalah alat ucap yang tidak dapat bergerak, misalnya bibir atas, gigi atas, dan langit-langit. Keadaan, cara, posisi bertemunya artikulator pasif dan aktikulator aktif disebut striktur.

Kemudian dalam studi fonologi kita akan mengenal kata umlaut dan ablaut. Umlaut merupakan perubahan vokal yang mengakibatkan vokal itu diubah menjadi vokal yang lebih tinggi sebagai akibat dari vokal yang berikutnya yang tinggi. Misalnya: bahasa Belanda bunyi “a” pada kata handje lebih tinggi kualitasnya daripada bunyi “a” pada kata hand. Sedangkan Ablaut adalah perubahan vokal yang kita temukan dalam bahasa-bahasa indo-jerman untuk menandai berbagai fungsi gramatikal. Misalnya: vokal “a” menjadi “a” diatas a ada dua titik.[4]

2.      Fonetik(Phonetics)

Pada umumnya, bunyi bahasa dibedakan atas vokal dan konsonan. Bunyi vokal itu dihasilkan dengan pita suara terbuka sedikit. Sedangkan bunyi konsonan terjadi, setelah arus udara melewati pita suara yang terbuka sedikit atau agak lebar. jadi, perbedaan terjadi bunyi vokal dan konsonan adalah arus udara dalam pembentukan bunyi vokal. Selain dua klasifikasi tersebut ada yang lain, yaitu vokal rangkap atau diftong. Dikatakan diftong sebab posisi lidah ketika memproduksi bunyi bagian awal dan akhir tidak sama. Misalnya: kebau dan harimau.

Bunyi vokal diklasifikasikan dan diberi nama berdasarkan posisi lidah dan bentuk mulut. Posisi lidah bisa bersifat vertikal bisa bersifat horizontal. Secara vertikal dibedakan adanya (vokal tinggi, misalnya bunyi idan u), (vokal tengah, misalnya, bunyi e) dan (vokal belakang, misalnya, bunyi u dan o). Secara horizontal dibedakan ada (vokal depan, misalnya i dan e), (vokal pusat(..)), dan )vokal belakang, misalnya u dan o). Kemudian menurut bentuk mulut dibedakan adanya vokal bundar dan vokal tak bundar.Apabila bentuk mulut membundar ketika mengucapkan vokal tersebutmaka disebut vokal bundar, misalnya vokal odan vokal u. Sedangkan jika bentuk mulut tidak membundar, melainkan melebar, pada waktu mengucapkan vokal tersebut maka disebutvokal tak bundar, misalnya, vokal i dan vokal e.Selanjutnya, berdasarkan posisi lidah dan bentuk mulut itu kita memberi nama akan vokal-vokal itu, misalnya: i adalah vokal depan tinggi tak bundar, e adalah vokal depan tengah tak bundar, o adalah vokal belakang tengah bundar. a adalah vokal pusat rendah tak bundar[5]

Bunyi-bunyi konsonan bisanya dibedakan berdasarkan tiga patokan, yaitu posisi pita suara, tempat artikulasi, dan cara artikkulasi.

v  Berdasarkanposisi pita suara dibedakan adanya bunyi bersuaradan tidak bersuara. Yang termasuk bunyi bersuara antara lain, bunyi b, d, gdan c. Dalam bahasa Arab, berdasar hasil penelitian Bisyr (1990: 56) bunyi bersuara terdiri dari 15 bunyi: و, ب, م, د, ض, ن, ل, ز, ر, ج, ي, ظ, ذ, ع, غ. Yang termasuk bunyi tidak bersuara antara lain, bunyi s,k, pdan t.  Dalam bahasa Arab, beradasar hasil penelitian Bisry (1990: 87), bunyi tak bersuara terdiri dari 13 bunyi:ف, ت, ث, ط, س, ش, ص, ك, ق, خ, ح,هـ, ء .[6]

v  Berdasarkan tempat artikulasinya, antara lain

                              a)            Bilabial(antara bibir atas dan bibir bawah), konsonan bibabial yaitu bunyi b, p, dan m.

                             b)            Labiodental(antara bibir bawah dan gigi atas), konsonan labiodentalyaitubunyi f, dan v.

                              c)            laminoalveolar,(antara lidah dan gusi), konsonan laminoalveolar, yaitu bunyi t dan d.

                             d)            Dorsovelar(antara pangkal lidah dan velum), konsonan dorsovelar yaitu bunyi k dan g.

v  Berdasarkan cara artikulasinya, yaitu

a)      Hambat (letupan, plosif, stop),yang termasuk konsonan letupan, bunyi p, b, t, d ,k dan g.

b)      Geseran (frikatif),geseran udara dengan saluran ucap. yang termasuk konsonan letupan, bunyi f,s, dan z.

c)      Paduan, yang termasuk konsonan letupan, bunyi c dan j.

d)     Sengauan (nasal),udara melalui hidung. Yang termasuk konsonan letupan, bunyi m, dan n.

e)      Getaran (trill), getaran bunyi terjadi berulang-ulang. Contoh konsonan r.

f)       Sampingan (lateral),membiarkan udara keluar melalui samping lidah. Contoh konsonan i.

g)      Hampiran (aproksiman), semi vokal. Contoh w dan y.

Fonetik adalah cabang studi fonologi yang mempelajari bunyi bahasa tanpa memperhatikan apakah bunyi tersebut mempunyai fungsi sebagai pembeda makna.Menurut urutan proses terjadinya bunyi bahasa, fonetik dibedakan menjadi 3 jenis, yaitu

1)      Fonetik Akustik

Fonetik akustikmerupakan cabang fonetik mempelajari bunyi bahasa sebagai peristiwa fisis atau fenomena alam. Bunyi-bunyi tersebut diselidiki frekuensi getaran, amplitudo, intensitas dan timbrenya.

2)      Fonetik Auditoris

Fonetik auditorismerupakan cabang fonetik yang mempelajari mekanisme penerimaan bunyi bahasa pada telinga.

3)      Fonetik Artikulatoris/Organis/Fisiologis

Fonetik artikulatoris merupakan mempelajari mekanisme alat-alat bicara manusia bekerja dalam menghasilkan bunyi bahasa, serta bagaimana bunyi-bunyi itu diklasifikasikan.[7]

Jenis-jenistersebut, yang paling berkaitan dengan linguistik merupakan fonetik artikulatoris. Hal itu itu disebabkan fonetik artikulatorisitu berkenaan dengan masalah bagaimana bunyi-bunyi bahasa itu dihasilkan atau diucapkan manusia. Berbeda halnya dengan fonetik akustikyang lebih berkenaan dengan bidang fisika. Sedangkan fonetik auditoris itu lebih berkenaan dengan bidang kedokteran. Ada beberapa hal yang dibahasdalam fonetikartikulatoris, yaitu:

-          Alat ucap manusia

Alat ucap manusia itu untuk menghasilkan bunyi. Berikut nama alat-alat ucap yang terlibat dalam produksi bunyi, yaitu

1)      Paru-paru(Lung)

2)      Batang Tenggorok(Trachea)

3)      Pangkal Tenggorok(Larynx)

4)      Pita suara(vocal cord)

5)      Krikoid(Cricoid)

6)      Tiroid(Thyroid)/lekum

7)      Aritenoid(Arythoenoid)

8)      Dinding rongga kerongkongan(Wall of pharynx)

9)      Epiglotis(Epiglottis)

10)  Akar lidah(Root of the tongue)

11)  Pangkal lidah(Back of the tongue)

12)  Tengah lidah(Middle of the tongue)

13)  Daun lidah(Blade of the tongue)

14)  Ujung lidah(Tip of the tongue)

15)  Anak tekak(Uvula)

16)  Langit-langit lunak(Soft palate, Velum)

17)  Langit-angit keras(Hard palate, Palatum)

18)  Gusi, lengkung kaki gigi(Aveloum)

19)  Gigi atas(Upper teeth, Dentum)

20)  Gigi bawah(Lower teeth,Dentum)

21)  Bibir atas(Upper lip, Labium)

22)  Bibir bawah(Lower lip, Labium)

23)  Mulut(Mouth)

24)  Rongga mulut(Oral cavity)

25)  Rongga hidung(Nasal cavity)

-          Tulisan Fonetik

Dalam studi linguistik dikenal adanya beberapa macam sistem tulisan dan ejaan. Diantaranya, tulisan fonetik untuk ejaan fonetik, tulisan fonemis untuk ejaan fonemis, dan sistem aksara tertentu (seperti aksara latin) untuk ejaan artografis. Dalam tulisan fonetik setiap huruf atau lambang hanya digunakan untuk melambangkan satu bunyi bahasa.[8]

3.      Fonemik

Fonemik merupakan cabang studi fonologi yang mempelajari bunyi bahasa dengan memperhatikan fungsi bunyi sebagai pembeda makna atau arti. Objek penelitian fonemik adalah fonem, yakni bunyi bahasa yang dapat atau berfungsi untuk mebedakan makna kata. Jika bunyi membedakan makna,maka bunyi tersebut disebut fonem. Sebaliknya, jika tidak membedakan makna kata, maka bukan fonem. Untuk mengetahui sebuah bunyi fonem atau bukan maka kita haruslah mencari satuan bahasa yang mengandung bunyi tersebut, kemudian memperbandingkannya dengan satuan bahasa yang mirip dengan bahasa yang digunakan.Jadi, untuk membuktikan sebuah bunyi fonem atau bukan haruslah dicari pasangan minimalnya.Misalnya laba dan raba.

Fonem dianggap sebagai konsep abstrak, yang di dalam pertuturan direalisasikan oleh alofon, yang sesuai dengan lingkungan tempat hadirnya fonem tersebut. Dalam masalah alofon-alofon fonem, fonem itu mempunyai kemiripan fonetis yakni mempunyai kesamaan dalam pengucapannya. Tentang disribusinya, itu ada yang bersifat komplementer dan bebas. Distribusi komplementer adalah distribusi yang tempatnya tidak bisa dipertukarkan, meskipun dipertukarkan juga tidak akan menimbulkan perbedaan makna.Sebab, distribusi komplementer bersifat tetap pada lingkungan tertentu, misalnya kata pace dan space. Distribusi bebas adalah alofon-alofon itu boleh digunakan tanpa persyaratan lingkungan bunyi tertentu misalnya bunyi o dan u dalam kata lolos;lulus, telor;telur dan lubang;lobang.

Fonemsecaragarisbesarada 2, yaitufonem segmentaldan fonem suprasegmental. Fonem-fonem yang berupa bunyi, yang didapat sebagai hasil segmantasi terhadap arus ujaran disebut fonem segmental, misalnya bahasa gorontalo tilo“kapur” dan ti;lo“ibu”. Sebaliknya, fonem yang berupa unsur suprasegmental disebut fonem suprasegmental, misalnya saya membaca al-qur’an, dengan tekanan saya bukan dia atau orang lain; membaca bukan menulis; al-qur’an bukan koran.

Dalam sebuah peristiwa berubahnya sebuah bunyi menjadi bunyi yang lain sebagai akibat dari bunyi yang ada di lingkungannya, sehingga bunyi itu menjadi sama atau mempunyai ciri-ciri yang sama dengan bunyi yang mempengaruhinya disebut asimilasi. Kalau dalam perubahan bunyi yang menyebabkan berubahnya identitas sebuah fonem, maka perubahan itu disebut asimilasi fonemis, contoh bunyi b menjadi p pada kata sabtu. Namun, apabila perubahan itu tidak manyebabkan berubahnya identitas sebuah fonem, mungkin itu asimilasi fonetis atau asimilasi alomorfemis, contoh kata op deweg bunyi p menjadi b akibat pengaruh d.Berbeda halnya proses disimilasi itu menyebabkan dua buah fonem yang sama menjadi berbeda atau berlainan, misalnya kata cipta dan cinta yang berasal dari kata sansekerta citta. Kalau Pemendekan kata yang menghilangkan satu fonem atau lebih yang dilakukan dalam situasi yang informal disebut kontraksi, misalnya tidak tahu menjadi ndak tahu. Kalau dalam proses metatesis itu bukan mengubah bentuk fonem menjadi fonem yang lain, melainkan mengubah urutan fonem yang terdapat dalam suatu kata, misalnya sapu, usap, apus. Kemudian dalam proses epentesis,sebuah fonem tertentu itu biasa homorgan dengan lingkungannya disisipkan ke dalam sebuah kata, contoh menyisipkan bunyi m pada kalimat, ada kampak di samping kapak.[9]




BAB III

PENUTUP

A.    Kesimpulan

1.      Fonologi secara etimologi terbentuk dari kata fon dan logi. Fonyaitu berarti bunyi dan logiyaitu berarti ilmu. Fonologi merupakan Ilmu yang mempelajari, menganalisa dan membicarakan runtunan bunyi-bunyi bahasa merupakan fonologi.proses terjadinya bunyi bahasa umumnya dimulai, proses pemompaan udara keluar dari paru-paru melalui batang tenggorok ke pangkal tenggorok, yang di dalamnya terdapat pita suaraarus. Kemudian udara diteruskan ke alat-alat ucap tertentu yang mana bunyi bahasa ituakan dihasilkan(tempat artikulasi).

2.      Fonetik adalah cabang studi fonologi yang mempelajari bunyi bahasa tanpa memperhatikan apakah bunyi tersebut mempunyai fungsi sebagai pembeda makna. Menurut urutan proses terjadinya bunyi bahasa, fonetik dibedakan menjadi 3 jenis, yaitu Fonetik Akustik, Fonetik auditoris, dan Fonetik Artikulatoris/Organis/Fisiologis. Bunyi bahasa dibedakan atas vokal dan konsonan. Bunyi vokal diklasifikasikan dan diberi nama berdasarkan posisi lidah (vertikal(tinggi,tengah,belakang) dan horizontal(depan,pusat,belakang) dan bentuk mulut(vokal bundar dan tak bundar).Bunyi konsonan bisanya dibedakan berdasarkan tiga patokan, yaitu posisi pita suara(bersuaradan tidak bersuara), tempat artikulasi(bilabial, labiodental,laminoalveolar,dorsovelar)dan cara artikkulasi(Hambat, Geseran, Paduan, Sengauan, Getaran, hampiran, sampingan). Nama alat-alat ucap yang terlibat dalam produksi bunyi, yaitu Paru-paru, batang Tenggorok, Pangkal Tenggorok, Pita suara, Krikoid, Tiroid, Aritenoid, Dinding rongga kerongkongan, Epiglotis, Akar lidah, Pangkal lidah, Tengah lidah, Daun lidah, Ujung lidah, Anak tekak, Langit-langit lunak, Langit-angit keras, Gusi, lengkung kaki gigi, Gigi atas, Gigi bawah, Bibir atas, Bibir bawah, Mulut, Rongga mulut, dan Rongga hidung.

3.      Fonemik merupakan cabang studi fonologi yang mempelajari bunyi bahasa dengan memperhatikan fungsi bunyi sebagai pembeda makna atau arti.Objek penelitian fonemik adalah fonem, yakni bunyi bahasa yang dapat atau berfungsi untuk mebedakan makna kata.Fonemsecaragarisbesarada 2, yaitufonem segmentaldan fonem suprasegmental.

B.     Kritik dan Saran

Demikianlah penyusunan makalah ini yang kami dapat susun, sebagai cacatan penutup bahwa pemakalah menyadari akan banyaknya kekurangan dan kelemahan didalam penulisan makalah. Jadi, kami mohon maaf jika  apa yang kami paparkan, terdapat kekurangan dan kekeliruan di dalamnya. Dan, jika ada kritik maupun saran atau masukan yang sifatnya membangun bagi kami, kami ucapkan banyak terimaksaih.

DAFTAR PUSTAKA



ماريوياي(ومترجم وتعليق احمد مختار عمر).1998. اسس علم اللغة. عالم الكتب

صالح، حاتم الضامن. علم اللغة. كلية الأدب جامعة بغداد

Chaer, Abdul.2014.Linguistik Umum. Rineka Cipta: Jakarta

Hidayatullah, Moch. Syarif. 2012. Cakrawala Linguistik Arab. Alkitabah: Tangerang.





[1]ماريوياي(ومترجم وتعليق احمد مختار عمر)،اسس علم اللغة، (عالم الكتب، 1998)، صف 43

[2]Abdul Chaer, Linguistik Umum, )Jakarta: Rineka Cipta, 2014(. Hlm. 102

[3]حاتمصالح الضامن. علم اللغة. كلية الأدب جامعة بغداد. صف. 47

[4]Abd Chaer. Op.Cit. Hlm. 135

[5]Ibid.,hal. 113-114.

[6]Moch. Syarif Hidayatullah, Cakrawala Linguistik Arab, (Tangerang: Alkitabah, 2012). hal. 40.

[7]Abd Chaer. Op.Cit. Hlm. 103

[8]Ibid. Hlm. 103-124


[9]Ibid. Hlm. 128-137

0 comments:

Post a Comment

Keluarga

Keluarga
Jejak Ora Normal

keluarga

keluarga
Je Ow En