MAKALAH
Disusun
Guna Memenuhi Tugas UAS
Mata
Kuliah : Linguistik
Dosen
Pengampu :
Disusun
Oleh :
Muchamad
Abdurrochman Luthfi
(1410210029)
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI KUDUS
JURUSAN TARBIYAH STUDI PENDIDIKAN BAHASA ARAB
TAHUN 2016
BAB 1
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Bahasa mempunyai peranan penting dalam kehidupan manusia,
sebab bahasa merupakan alat pemersatu antara satu dengan yang lainnya dan
sebagai alat untuk berbicara antara satu dengan yang lainya, mulai dari tingkat
kehidupan yang paling kecil keluarga, masyarakat, hingga ke yang paling
besar kehidupan bernegara. Belajar bahasa merupakan suatu kewajiban bagi semua orang. Bahasa
pada saat ini telah menjadi suatu budaya yang patut dilestarikan keberadaannya.
Dengan belajar bahasa berarti juga belajar membudidayakan diri sendiri, mengembangkan
diri, dan membentuk diri menjadi manusia yang luhur.
Lebih dari setengah penduduk dunia adalah bahasawan. Hal ini
berarti bahwa sebagian besar manusia dibumi ini menggunakan dua bahasa sebagai
alat komunikasi. Orang yang biasa menggunakan dua bahasa atau lebih secara
bergantian untuk tujuan yang berbeda pada hakikatnya merupakan pengontak dua
bahasa. Semakin besar jumlah orang yang seperti ini maka semakin intensif pula
kontak antara dua bahasa yang mereka gunakan. Kontak ini menimbulkan saling pengaruh,
yang manifestasinya menjelma di dalam penerapan kaidah bahasa pertama (B1) di
dalam penggunaan bahasa kedua (B2). Keadaan sebaliknya pun dapat terjadi di
dalam pemakaian sistem B2 pada saat menggunakan B1. Salah satu dampak negatif
dari praktek penggunaan dua bahasa secara bergantian adalah terjadinya
kekacauan pemakaian bahasa, yang lebih dikenal dengan istilah interferensi.
Interferensi merupakan salah satu faktor penyebab kesalahan
berbahasa.“Interferensi bisa terjadi pada pengucapan, tata bahasa, baik dalam
ucapan maupun tulisan terutama kalau seseorang sedang mempelajari bahasa kedua”.
Oleh karena itu dalam makalah analisis ini menjelaskan tentang pengertian
interferensi dan contoh interferensi, faktor-faktor penyebab terjadinya
interferensi, pengertian analisis kesalahan, faktor penyebab kesalahan
berbahasa, langkah-langkah analisis kesalahan serta contoh analisis kesalahan.
Di Era Globalisasi ini banyak masyarakat yang belum
mengetahui secara luas tentang suatu bahasa yang mereka ucapkan, apalagi di
setiap daerah diseluruh Indonesia memiliki dialeg dan logat bahasa yang
berbeda-beda oleh karena itu Bahasa Indonesia ialah bahasa yang menjadikan
pemersatu bangsa. Semakin berkembangnya zaman masyarakat banyak terkontaminasi
dengan bahasa asing yang mudah di tiru dan perlahan menambah kosa kata baru
dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia. Banyak Media Sosial di masyarakat yang berkembang
sekarang menuntut mereka menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar,
walaupun tidak seruluh media menggunakan dengan benar, tetapi masih terdapat
kesalahan-kesalahan dalam berbahasa, tidak hanya itu kesalahan dalam berbahasa
sering juga terdeteksi dalam bunyi bahasa atau pembicaraan yang sering
digunakan masyarakat dalam mengucapkan bunyi bahasa dalam berbahasa Indonesia.
Ketidaktahuan masyarakat dalam berbahasa memicu timbulnya bahasa baru yang
membingungkan pembaca atau pendengar. Media Cetak, koran, tabloid, majalah, dan
sebagainya juga sering memberikan informasi dengan bahasa yang singkat, padat,
dan jelas.
Menurut Soewito ( Abdul Chaer,
2010:126 ) interferensi dalam bahasa indonesia dan bahasa-bahasa nusantara
berlaku bolak balik, artinya, unsur bahasa daerah bisa memasuki bahasa
indonesia dan bahasa indonesia banyak memasuki bahasa daerah. Tetapi dengan
bahasa asing, bahasa indonesia hanya menjadi penerima dan tidak pernah menjadi
pemberi.
Perbendaharaan kata suatu bahasa pada umumnya hanya terbatas
pada pengungkapan berbagai segi kehidupan yang terdapat di dalam masyarakat
yang bersangkutan, serta segi kehidupan lain yang dikenalnya. Oleh karena itu,
jika masyarakat bergaul dengan segi kehidupan baru dari luar, akan bertemu dan
mengenal konsep baru yang dipandang perlu. Karena mereka belum mempunyai kosa
kata untuk mengungkapkan konsep baru tersebut, lalu mereka menggunakan kosakata
bahasa sumber untuk mengungkapkannya, secara sengaja pemakai bahasa akan
menyerap atau meminjam kosakata bahasa sumber untuk mengungkapkan konsep baru
tersebut. Faktor ketidak cukupan atau terbatasnya kosakata bahasa penerima
untuk mengungkapkan suatu konsep baru dalam bahasa sumber, cenderung akan menimbulkan
terjadinya interferensi.
BAB II
Landasan Teori
Penggunaan bahasa yang tidak sesuai dengan faktor-faktor penentu berkomunikasi
atau penggunaan bahasa yang tidak sesuai dengan norma kemasyarakatan bukanlah
berbahasa Indonesia dengan baik. Berbahasa Indonesia yang menyimpang dari
kaidah atau aturan tata bahasa Indonesia merupakan berbahasa yang tidak benar.
Jadi, kesalahan berbahasa adalah penggunaan bahasa baik secara lisan maupun
tertulis yang menyimpang dari faktor-faktor penentu berkomunikasi atau
menyimpang dari norma kemasyarakatan dan menyimpang dari kaidah tata bahasa
Indonesia.
Kesalahan
berbahasa dapat terjadi karena empat kemungkinan antara lain sebagai berikut:
1. Terpengaruh bahasa yang dikuasai
terlebih dahulu,
2. Pemakai bahasa kurang memahami kaidah-kaidah bahasa
yang
dipakainya,
dipakainya,
3. Pengajaran bahasa yang kurang tepat
atau kurang sempurna.
4.
Terpengaruh oleh bahasa pada masa modern ini.
Menurut Tarigan (Setyawati, 2010:13) kesalahan berbahasa dalam bahasa Indonesia
dapat diklasifikasikan menjadi:
1. Berdasarkan tataran linguistik, dapat diklasifikasikan
menjadi
kesalahan berbahasa di bidang fonologi, morfologi, sintaksis (frasa,
klausa, kalimat), semantik, dan wacana,
kesalahan berbahasa di bidang fonologi, morfologi, sintaksis (frasa,
klausa, kalimat), semantik, dan wacana,
2. Berdasarkan kegiatan berbahasa atau keterampilan berbahasa
dapat
diklasifikasikan menjadi kesalahan berbahasa dalam menyimak,
berbicara, membaca, dan menulis,
diklasifikasikan menjadi kesalahan berbahasa dalam menyimak,
berbicara, membaca, dan menulis,
3. Berdasarkan sarana atau jenis bahasa yang digunakan dapat
berwujud
kesalahan berbahasa secara lisan dan secara tertulis,
kesalahan berbahasa secara lisan dan secara tertulis,
4. Berdasarkan penyebab kesalahan tersebut terjadi dapat
diklasifikasikan
menjadi kesalahan berbahasa karena interferensi, dan
menjadi kesalahan berbahasa karena interferensi, dan
5.
Kesalahan berbahasa berdasarkan
frekuensi terjadinya dapat diklasifikasikan atas kesalahan berbahasa yang
paling sering, sering, sedang, kurang, dan jarang terjadi.
Kesalahan berbahasa Indonesia dalam tataran fonologi dapat terjadi baik
penggunaan bahasa secara lisan maupun tertulis. Sebagian besar kesalahan berbahasa
Indonesia dalam tataran fonologi berkaitan dengan pelafalan. Kesalahan
pelafalan meliputi: kesalahan pelafalan karena perubahan fonem, kesalahan
pelafalan karena penghilangan fonem, dan kesalahan pelafalan karena penambahan
fonem.
BAB III
ANALISIS
ANALISIS
A. Pengertian
Kesalahan Berbahasa
H.V.
George mengemukakan bahwa kesalahan berbahasa adalah pemakaian bentuk-bentuk
tuturan yang tidak diinginkan (unwanted form) khususnya suatu bentuk
tuturan yang tidak diinginkan oleh penyusun program dan guru pengajaran bahasa.
Kesalahan
berbahasa dalam Fonologi seperti dalam Video Wartawan dan Gubernur DKI Jakarta
Tentang Banjir di Ibu Kota Jakarta dan sekitarnya.
Tema : Wawancara Tentang Jakarta
Darurat Banjir dengan Jokowi Dodo
Judul : Jebolnya Tanggul Kali
Ciliwung
Wartawan :
“Ruas jalan protokol yakni Jalan Sudirman, Jalan Tamrin dan Bundaran HI apa
penyebabnya jebolnya tanggul kali ciliwung banjir barat di kawasan Jalan Natur
Hali Menteng Jakarta Pusat sekitar 50 meter hari kamis pagi yang menjadi
penyebabnya, saat ini saya berada di lokasi dan sekarang hari jumat sore 24 jam
kejadian, pengerjaan masih terus dilakukan untuk memperbaiki tanggul dan saya
akan mewawancarai Gubernur Jokowi Dodo ................... karena banjir
barat”.
Wartawan :
“Pak Jokowi Selamat Sore pak?”
Jokowi :
“Sore”
Wartawan :
“Ini kejadian jebolnya hari kamis pagi jam 10”
Jokowi :
“Ia jadi kemarin kira-kira jam 09:30 di jebol sepanjang 30 meter dan itulah
yang menyebabkan HI dan sekitarnya menjadi banjir seperti itu airnya tidak
seperti sekarang ini tiga kali lipat yang sekarang ini sekarang tingginya
hampir setinggi yang ada disana”.
Wartawan :
“Oke, jadi jebolnya 09:30 pagi lalu pak jokowi terima kabar langsung”.
Jokowi :
“Siangnya langsung kita kerjakan tapi karena kemarin saemua ruas jalan macet
materinya nggak bisa datang tepat
waktu, alat-alat berat juga datang sore jadi memang banyak hambatannya karena
semua wilayah terkena banjir”.
Wartawan : “Jadi, bisa dikatakan
sepanjang malam kemarin mereka semua bekerja sepanjang malam?”
Jokowi :
“Kerja sampe tadi malam jam Empat
pagi dan pagi tadi di mulai jam Tujuh pagi”.
Wartawan : “Dan
ini terlihat ratusan personil gabungan Tni, Polri”.
Jokowi :
“Jadi Tni, Kodam, Kopasus, Dari Marinir dan Polri, Satpol dan semuanya kita
konsentrasikan agar malam ini bisa rampung karena bekejaran dengan waktu kalau
nanti ada hujan lagi, ada air lagi dari atas ini juga akan menjadi masalah
besar”.
Wartawan :
“Kira-kira kenapa bisa terjadi, kan kita tahu curah hujan tinggi dalam beberapa
waktu terakhir apakah kejadian seperti itu memang tidak bisa diantisipasi
sebelumnya?”
Jokowi : “Yang
jelas perlu menejemen kontrol yang baek terhadap semua tanggul-tanggul yang
ada”.
Wartawan : atau
memang kondisinya memang sudah tua akhirnya tidak bisa menampung dengan debit
yang ada.
Jokowi :
“Saya tidak tahu dibangun tahun berapa”
Wartawan :
Oke, begitu kejadian langsung koordinasi semua.
Jokowi :
Menurut saya ada kejadian bagaimana menyelesaikan masalah yang ada problem yang
ada diselesaikan mengurangi dan lain-lain nanti kita urus setelah kegiatan ini
rampung.
Wartawan :
Tidak ada hambatan yang berarti pak untuk mengumpulkan seluruh personil dan
material.
Jokowi :
Hambatan alat berat, material, alat berat sudah datang, antri datang terus,
moga-moga insyaallah nanti malem
moga-moga sudah bisa di atasi.
Wartawan :
Dengan catatan juga kalau tidak hujan lagi pak ya?
Jokowi :
Moga-moga tidak hujan.
Wartawan :
“Karena kemarin malam menjelang subuh sempat hujan lagi jadi itu juga yang jadi
kendala kalau tidak hujan ......... semalaman harus kerja terus.
Jokowi :
.... Karena materialnya agak terhambat dan kemarin sore ada hujan juga terus
bekerja dari semua Tni, bekerja semua.
Wartawan : “Lalu
nanti target malam ini selesai harus rampung melihat personil yang ada dan alat
berat yang di kerah kan yang lain bisa terealisasi bahwa nanti malam harus akan
bisa selesai?”
Jokowi :
“Ya kalau melihat lapanganya harus selesai insyaallah selesai”.
Wartawan :
“Kira-kira pukul 4 sore sudah puaskah dengan kemajuan yang ada sekarang ini?”
Jokowi :
“Ya Progesnya ini cepat sekali sudah sementara tadi karena material datang
semuanya”.
Wartawan :
“Oke, jadi lebih kematerial kalo urusan
untuk alat beratnya kalau untuk personil cukup atau masih butuh lagi”.
Jokowi :
“Sudah, lebih dari cukup. Kalau kurang juga kita bisa telepon minta tambahan ke
Kodam, Kopasus, Marinir atau Ke Polri semuanya Satpol bisa bekerja”.
B. Sampel
Kesalahan Dalam Bunyi Bahasa
I. Dari
wawancara di atas, ada beberapa
kesalahan bahasa dalam fonologi di antaranya :
“Nggak”
“Sampe”
“Baek”
“Malem”
“Kalo”
II. Kesalahan
Berbahasa dalam Koran Harian Suara Merdeka
(Edisi Sabtu, 19 Januari 2015)
“Enggak”
“Cor Beton”
“Tong Sampah”
“Ngelakuin”
“Temen”
“Nyabu”
“Dadakan”
III. Kesalahan
Berbahasa dalam Koran Jawa
Post
(Edisi, Senin 14 November 2013)
“Menjegal”
“Perhelatan”
“Da’wah”
“Perhelatan”
“Da’wah”
“Anter”
“Cash”
“Launching”
“Melobi”
“Multisite”
“Justeru”
IV. Kesalahan
Berbahasa dalam Koran Tribun jateng
(Edisi, Senin 14 Oktober 2014)
“Memantik”
“Eceran”
“Kadaver”
C. Identifikasi
Kesalahan Berbahasa Dalam
Fonologi
Sebelum mengidentifikasi kesalahan bahasa dalam Fonologi alangkah baiknya
mengetahui pengertian Fonologi terlebih dahulu.
1. Pengertian
Fonologi
·
Menurut Kridalaksana (2002) dalam
kamus linguistik, fonologi adalah bidang dalam linguistik yang menyelidiki
bunyi-bunyi bahasa menurut fungsinya.
·
Kamus Besar Bahasa
Indonesia (Depdikbud, 1988:244), fonologi dimaknai sebagai ilmu
tentang bunyi bahasa, terutama yang mencakup sejarah dan teori perubahan bunyi.
·
Menurut Abdul Chaer (2003:102),
secara etimologi istilah “fonologi” ini dibentuk dari kata “fon” yang bermakna
“bunyi” dan “logi” yang berarti “ilmu”. Jadi, secara sederhana dapat
dikatakan bahwa fonologi merupakan ilmu yang mempelajari bunyi-bunyi bahasa
pada umumnya.
·
Verhaar (1984:36) mengatakan bahwa
fonologi merupakan bidang khusus dalam linguistik yang mengamati
bunyi-bunyi suatu bahasa tertentu sesuai dengan fungsinya untuk
membedakan makna leksikal dalam suatu bahasa.
2. Identifikasi
Kesalahan Berbahasa dalam Fonologi
I.
Identifikasi Kesalahan Berbahasa Berdasarkan Wawancara Diatas
1. Penghilangan Fonem
Sampe → Sampai
Baek → Baik
Malem → Malam
2. Perubahan Fonem
Nggak → Tidak
Kalo → Kalau
TIDAK BAKU BAKU
“Nggak” Tidak: tiada; tidak boleh
“Sampe” Sampai: dapat, mencapai tujuannya
“Baek” Baik: elok; patut; teratur
“Malem” Malam;
“Kalo” Kalau: jikalau; seandainya
II. Identifikasi
Kesalahan Berbahasa dalam Koran Harian Suara Merdeka
TIDAK BAKU BAKU
“Enggak” Tidak:
“Tong Sampah” Tempat Sampah;
“Ngelakuin” Melakukan;
“Temen” Teman;
“Nyabu” Sabu;
“Dadakan” Tidak Siap;
III. Identifikasi
Kesalahan Berbahasa dalam Koran Jawa
Post
TIDAK BAKU BAKU
“Menjegal” Halang;
“Perhelatan” Hal;
“Da’wah” Dakwah;
“Perhelatan” Hal;
“Da’wah” Dakwah;
“Anter” Antar;
“Cash” Kontan;
“Launching” Baru;
“Justeru” Justru;
IV. Kesalahan
Berbahasa dalam Koran Tribun Jateng
“Eceran” Satuan;
DAFTAR PUSTAKA
Chaer,
Abdul, 2010. Sosiolinguistik Perkenalan Awal. Jakarta: PT Asdi
Mahasatya.
Pateda,
Mansoer, 1987. Sosiolinguistik. Bandung: Percetakan Angkasa.
Tarigan,
Henry Guntur. 2011. Pengajaran Analisis Kesalahan Berbahasa. Bandung: Angkasa.
Setyawati.2010.
Analisis Kesalahan Berbahasa Indonesia. Surakarta: Yuma Pustaka.
0 comments:
Post a Comment